Soal Rohingya, PM Bangladesh Sudah Habis Kesabaran ke Myanmar

Kamp pengungsian Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh
Sumber :
  • REUTERS/Tyrone Siu

VIVA – Pemimpin Bangladesh menuduh Myanmar mencari alasan baru untuk menunda pemulangan lebih dari 700 ribu pengungsi Rohingya yang lari ke perbatasan.

11 Warga Rohingya Meninggal di Perairan Barat Aceh, Menurut Laporan Imigrasi

Namun, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menegaskan bahwa dalam keadaan apapun para pengungsi tidak akan selamanya berada di negara tersebut. "Sudah ada 160 juta orang di negara saya. Saya tidak bisa mengambil beban lain. Saya tidak bisa menerimanya, negara saya tidak tahan," kata PM Hasina kepada Reuters.

PM Hasina, yang akan menghadapi pemilihan nasional pada Desember mendatang, mengatakan tidak ingin terlibat permasalahan dengan Myanmar terkait pengungsi Rohingya. Dia bahkan mengaku sudah mulai kehilangan kesabaran terhadap pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi dan militernya, yang dikatakan menggunakan 'kekuatan utama' di negaranya.

6 Jenazah Diduga Pengungsi Rohingya Kembali Ditemukan di Perairan Aceh

Ratusan ribu pengungsi Rohingya melarikan diri ke kamp-kamp pengungsi di perbatasan Bangladesh, setelah mengalami kekerasan militer di negara bagian Rakhine, Myanmar. 

Beberapa bulan setelahnya, Bangladesh dan Myanmar telah mencapai kesepakatan untuk memulai repatriasi dalam dua bulan. Namun hingga kini, kesepakatan tersebut belum direalisasikan. Bahkan masih ada pengungsi Rohingya yang melintasi perbatasan untuk mengungsi ke Bangladesh.

3 Mayat Diduga Imigran Rohingya yang Mengapung di Laut Aceh Dievakuasi Tim SAR

"Mereka menyetujui semuanya, tapi sayangnya mereka tidak bertindak. Itulah masalahnya. Semuanya sudah diatur, tetapi mereka selalu mencoba mencari alasan baru," ujarnya.

Myanmar mengatakan pihaknya sudah siap untuk menerima kembali para pengungsi dan membangun pusat-pusat transit untuk menampung pengungsi. Namun, Myanmar mengeluhkan bahwa Bangladesh belum memberikan formulir yang benar terkait pemulangan pengungsi.

Mengingat penundaan itu, Bangladesh menyiapkan rumah-rumah sementara di sebuah pulau terpencil bernama Bhasan Char, yang disebut-sebut sebagai wilayah rawan banjir.

Hasina menegaskan, pembangunan struktur permanen untuk pengungsi sama sekali tidak mungkin dan tidak dapat diterima, karena mereka adalah warga negara Myanmar dan harus dikembalikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya