Kemenlu Respons Bocornya Pesan Menlu Retno ke Menlu Australia

Menlu Retno Marsudi dan Menlu Palestina Palestina Riad Malki di Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Dinia Adrianjara

VIVA – Pemerintah Indonesia mempertanyakan langkah Australia, yang secara mengejutkan mengatakan tengah mempertimbangkan akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Terungkap Amalan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Kuat Hadapi Berbagai Tekanan dan Rintangan

Pernyataan tersebut dikeluarkan pada saat yang sama, ketika Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki tengah berada di Indonesia dalam rangka kunjungan kerja. Indonesia adalah salah satu negara yang terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Segera setelah mendengar kabar tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung menghubungi Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, untuk meminta penjelasan terkait pengumuman tersebut.

Menlu Retno Marsudi Tegaskan RI Cari Jalan untuk Salurkan Bantuan ke Palestina

Namun sejak kemarin, media Australia dihebohkan dengan bocornya dugaan isi percakapan pesan dari Menlu Retno kepada Menteri Luar Negeri Marise Payne. Bocornya pesan tersebut mulanya diunggah oleh media Australia, 7 News Sydney.

"Is this really necessary to do this on Tuesday? It will be a really big blow. It will slap Indonesia's face on Palestine issue. This will affect bilateral relations," demikian dugaan isi pesan Retno kepada Payne, yang diunggah 7 News Sunday.

Prilly Latuconsina Bangga, Film Budi Pekerti Dipuji Menlu Retno Marsudi

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa Menlu RI memiliki hubungan komunikasi langsung dengan banyak Menlu, termasuk Menlu Australia.

"Menlu RI memiliki hubungan komunikasi langsung dengan banyak menlu, termasuk Menlu Australia. Beliau memiliki kebiasaan, apabila ada suatu isu atau hal yang perlu dibahas dengan segera, beliau tidak akan segan untuk menghubungi lewat telepon langsung, SMS maupun WhatsApp," kata Arrmanatha, Kamis, 18 Oktober 2018.

Menurut Arrmanatha, komunikasi terbuka diperlukan apalagi muncul isu yang membutuhkan penanganan khusus, baik itu terkait prinsip maupun penanganan cepat, baik itu isu bilateral maupun isu berkembang di kawasan maupun global.

"Hubungan komunikasi seperti ini dimungkinkan karena adanya trust dan saling percaya. Ini merupakan prinsip yang selalu dipegang teguh Menlu. Oleh karena itu, trust ini selalu dipegang Indonesia dan Menlu dalam komunikasi dan hubungan bilateral," tegasnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya