Logo BBC

Mengapa Australia Khawatir Kebijakan Mereka Picu Kemarahan Indonesia?

Presiden Joko Widodo saat menyambut mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull beberapa waktu silam.
Presiden Joko Widodo saat menyambut mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull beberapa waktu silam.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/IORA SUMMIT 2017/Rosa Panggabean

Pernyataan Perdana Menteri Australia Scott Morrison belum lama ini, bahwa dia mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, mengejutkan banyak kalangan, dan tidak ada yang lebih terguncang dari Indonesia yang mungkin merupakan sekutu regional Canberra terpenting.

Diperlukan berbagai langkah diplomasi khusus untuk memperbaiki hubungan kedua negara, tulis Kathy Marks di Sydney.


Dia digulingkan sebagai perdana menteri, meninggalkan kursinya dan menegaskan bahwa dia sekarang hanyalah seorang warga negara biasa.

Namun pekan lalu Malcolm Turnbull berada di Bali, bertemu para pemimpin senior Indonesia dalam upaya untuk menenangkan ketegangan diplomatik yang diciptakan oleh orang yang menggulingkannya, Scott Morrison.

Jika orang Indonesia merasa bingung, itu bisa dimaklumi.

Jelas bahwa mereka galau dan marah setelah bulan lalu PM Morrison mengumumkan bahwa Australia sedang mempertimbangkan untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui kota yang diperebutkan itu sebagai ibu kota Israel.

Berita itu pasti sudah tentu diterima dengan buruk oleh tetangga Australia, Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.