Jejali Cabai ke Mulut Anak Majikan, ART Indonesia Diadili di Singapura

Cabai.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Seorang asisten rumah tangga atau ART asal Indonesia memasukkan cabai ke mulut anak majikan berusia tujuh tahun yang diasuhnya, sebelum mencubit dan memukul kepala anak itu dengan papan penggaruk kucing.

Singapura Siap Sambut Kembali Wisatawan! STB dan GDP Venture Perbarui Kemitraan

Tindakan itu dilakukan lantaran anak itu menumpahkan air di bajunya sendiri dan menolak mengerjakan pekerjaan rumah (PR).

ART berinisial H berusia 33 tahun itu berpotensi dijatuhi hukuman penjara enam bulan pada Senin, 10 Desember 2018 setelah mengaku bersalah atas tuduhan memperlakukan anak majikannya dengan buruk di bawah Undang Undang Children and Young Persons Act di Singapura.

Daftar Harga Pangan 25 April 2024: Bawang Merah hingga Daging Sapi Naik

Dilansir Channel News Asia, insiden itu terjadi pada 27 Juli 2018 ketika H yang telah bekerja selama tujuh tahun untuk keluarga itu berada di rumah bersama korban dan kakak perempuannya yang berusia 9 tahun. 

Saat sore hari, pelaku mendapati korban telah membasahi celana dalamnya sendiri dengan air. Ketika ditanya, si korban hanya diam.

Deretan Negara yang Ternyata Penduduknya Paling Cepat Meninggal Dunia

Di hadapan pengadilan, pelaku juga menceritakan bahwa korban telah menolak untuk mengerjakan PR. Mendengar hal itu, H pergi ke kulkas dan mengambil sepotong cabai, berukuran 1-2 sentimeter dan memasukannya ke mulut gadis kecil itu.

Pelaku kemudian memukul bahu korban dan menggunakan papan penggaruk untuk kucing seberat 1,3 kilogram untuk memukul sisi kepala anak majikannya.

Ketika ibu korban pulang, putrinya yang lebih tua menceritakan hal yang telah terjadi. Sang ibu menemukan luka di sisi kiri kepala korban dan memanggil polisi.

Jaksa meminta setidaknya enam bulan penjara karena H dengan sengaja menggunakan cabai untuk mengancam korban, sebab H tahu bahwa anak majikannya takut terhadap makanan pedas.

Dalam sidang itu, H mengaku tak bisa mengatakan apa-apa atas tindakannya. Dia berpotensi dipenjara dengan ancaman maksimal empat tahun dan didenda hingga Sin$4.000 atau mendapatkan keduanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya