Jelang Turun Takhta, Kaisar Akihito Serukan Salam Perdamaian

Kaisar Akihito didampingi Permaisuri Michiko, berpidato di awal tahun 2019.
Sumber :
  • VIVA/ Andy Lala.

VIVA - Lebih dari 150 ribu rakyat Jepang memadati halaman Istana Kekaisaran Jepang pada Rabu, 2 Januari 2019, untuk menyaksikan penampilan Kaisar Akihito di awal 2019 menjelang turun dari tampuk kekuasaan kekaisarannya. Dengan mengenakan setelan jas hitam dan kemeja putih, Kaisar Akihito tampil menyapa rakyatnya.

Sastra: Media Propaganda Penjajah

Akihito muncul didampingi Permaisurinya Michiko dan Putra Mahkota Naruhito serta beberapa anggota keluarga kaisar. Dalam pidato singkatnya, Kaisar Akihito menyampaikan harapannya untuk kebaikan dan perdamaian untuk seluruh rakyat Jepang dan dunia.

"Di awal tahun ini saya mendoakan perdamaian dan kebahagiaan orang-orang di negara kita dan dunia," kata Kaisar Akihito sambil tersenyum seraya melambaikan tangan.

Fakta Mengerikan Atlet Bulutangkis Jepang di German Open

Kaisar Akihito yang saat ini berusia 85 tahun juga menyampaikan rasa optimismenya memasuki tahun 2019 yang ia sebut sebagai tahun kebaikan.

"Saya berharap tahun ini akan menjadi tahun yang baik bagi semua orang," ujar Kaisar dari balik jendela balkon istana kepada kerumunan orang di halaman istana yang melambaikan bendera Jepang kepada sang Kaisar.

Giliran Jepang Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Pembekuan Aset Dilakukan

Teriakan "banzai" yang artinya "panjang umur" dari rakyat Jepang yang berkumpul di halaman istana mewarnai suasana haru penyampaian pidato sang Kaisar yang akan turun tahta pada 30 April mendatang. Sebanyak enam sesi pidato disampaikan Kaisar Akihito pada Rabu, 2 Januari 2019. Tiga sesi di pagi hari dan tiga sesi berikutnya pada sore hari.

Badan Rumah Tangga Kekaisaran menyebut ada 150 ribu lebih pengunjung yang hadir untuk menyimak pidato Kaisar Akihito. Istana juga menyediakan dua layar besar di sisi kiri dan kanan balkon.

Chiharu Yanai (39), seorang warga Jepang, kepada VIVA mengagumi Kaisar Akihito sebagai pemimpin negara yang sangat memikirkan rakyatnya. Chiharu juga mengapresiasi keputusan Kaisar Akihito mundur dari tahta terkait masalah kesehatan.

"Meski kaisar dalam kondisi sakit, tapi beliau masih memikirkan rakyatnya. Seperti halnya saat Jepang dilanda bencana, Beliau pasti turun lapangan untuk menengok kondisi rakyatnya," ujar ibu empat anak yang tinggal di Provinsi Tochigi ini.

Sebelumnya, pada Mei 2017, Pemerintah Jepang menyetujui undang-undang baru yang memperbolehkan Kaisar Akihito lengser dari tahtanya. Persetujuan ini menjadi kali pertama Kaisar Jepang yang mengundurkan diri dari kekuasaan.

Tampuk tahta kekaisaran kemudian akan diserahkan ke putra tertuanya, Pangeran Naruhito yang akan dilantik pada 1 Mei mendatang. Kondisi kesehatan menjadi alasan Kaisar Akihito ingin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala negara Jepang yang ia sampaikan kepada publik pada 2016.

Dalam beberapa tahun belakangan, Kaisar Akihito semakin jarang terlihat di muka publik karena kondisi kesehatannya. Pada 2003, ia menjalani operasi untuk menyembuhkan kanker prostat yang dideritanya. Pada akhir 2008, Kaisar Akihito kembali dirawat akibat sakit di bagian dada.

Perubahan Undang Undang Rumah Tangga Istana yang sudah terbentuk sejak 1889 berisi kalimat pengantar rasa simpati dan keprihatinan terhadap keinginan sang kaisar untuk mundur dari kekuasaan. Selain itu, pemerintah memastikan undang-undang ini hanya bisa digunakan dalam pengunduran diri Kaisar Akihito. Artinya, aturan ini tak berlaku bagi Kaisar Jepang lain jika di masa depan juga ingin mengundurkan diri.

Akihito dilantik sebagai Kaisar Jepang pada 1989 menggantikan ayahnya Kaisar Hirohito yang wafat di tahun yang sama. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya