Eks Kepala Intelijen Ungkap Hubungan Rahasia Arab Saudi dan Israel

Pedang emas pemberian Kerajaan Arab Saudi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Mantan Kepala Intelijen Arab Saudi, Turki Al-Faisal mengungkap hubungan rahasia antara Israel, dan sejumlah negara Teluk yang sudah ada sejak 25 tahun lalu.

Antara Dukungan dan Keberlanjutan Ekonomi Lokal

Menurut surat kabar Qatar Al-Arab, Al-Faisal saat diwawancarai oleh jurnalis Israel bernama Barak Ravid mengklaim, telah melakukan wawancara dengan 20 pejabat Teluk terkemuka yang paham soal hubungan rahasia dengan Israel. Namun, kebanyakan dari mereka menolak dipublikasikan.

Dilansir dari Middle East Monitor, Ravid mengatakan bahwa Al-Faisal, yang telah beberapa kali berbicara dengan media Israel, setuju untuk diwawancara dalam sebuah program yang disebut 'The Secrets of the Gulf'. Acara itu mengeksplorasi hubungan rahasia antara Israel, Arab Saudi, Bahrain, dan Qatar.

Dewan Keamanan PBB yang Gagal dalam Menjamin Perdamaian Dunia

TV Israel hanya menyiarkan dua menit sesi wawancara. Sementara itu, sisanya akan ditayangkan penuh sebagai serial. Dalam durasi dua menit tersebut, Al-Faisal menyebut situasi Israel-Palestina sebagai masalah Palestina atau menyelesaikan konflik. 

Istilah itu pun selama ini digunakan oleh negara-negara Arab seperti 'Konflik Arab-Israel'. seperti yang disebutkan dalam formula Arab Peace Initiative yang dirumuskan oleh Arab Saudi.

Kegagalan Hukum Internasional dalam Menghadapi Kejahatan Perang Israel

Dalam seri ini, Ravid mengklaim dia akan mengungkapkan informasi tentang hubungan ekonomi, politik dan militer antara Israel dan Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab. 

Dia menambahkan, sebagian besar warga Israel tidak tahu tentang hubungan ini, karena dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri Israel bersama dengan Badan Intelijen Nasional Israel atau Mossad.

Selama serangan Israel di Gaza pada 2014, Al-Faisal yang merupakan anggota keluarga Kerajaan Saudi, mengatakan bahwa ia akan menyambut orang-orang Israel di rumahnya. 

Ini bukan pertama kalinya dia membuat saran seperti itu, setelah pernah menulis artikel untuk surat kabar Hebron yang memberi tahu orang Israel, "Saya menyambut Anda di rumah saya di (Ibu Kota Saudi) Riyadh," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya