Anggap Remeh Ancaman Supremasi Kulit Putih, Presiden Trump Dikecam

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sumber :
  • Twitter.com/@realDonaldTrump

VIVA - Partai Demokrat yang dipimpin seorang anggota parlemen Arab-Amerika, menyerang 'bisunya' Presiden Donald Trump, terkait kebangkitan supremasi kulit putih atau white supremacy, sebagai reaksi terhadap pembantaian di masjid kota Christchurch, Selandia Baru.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Pascapernyataan Trump yang dianggap kurang keras terkait tragedi brutal tersebut, Kepala Staf Gedung Putih, Mick Mulvaney menyangkal adanya hubungan antara retorika anti-imigrasi yang selama ini digaungkan Trump dan pandangan ekstremis penembak Christchurch tersebut.

"Presiden bukan pendukung supremasi kulit putih," kata Mulvaney dalam sebuah wawancara, seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin 18 Maret 2019.

Pemkab Tangerang Benarkan PNS Mereka Ditangkap Densus

Namun, dalam sebuah kesepakatan terpisah, Rashida Tlaib, seorang Demokrat dari Detroit dan salah satu dari dua wanita Muslim pertama yang terpilih dalam Kongres AS, menuduh bahwa kegagalan Trump untuk bersuara keras melawan supremasi kulit putih, membuat negara itu kurang aman.

"Trump adalah orang paling kuat di dunia saat ini. Dia, dari Oval Office, dari posisi kekuatan itu, seharusnya bisa mengirim sinyal dengan jelas dan keras," kata Tlaib.

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

"Kita telah melakukan ini di masa lalu, untuk melawan terorisme asing. Kita perlu melakukannya pada terorisme domestik, melawan supremasi kulit putih yang tumbuh setiap hari, di mana kita tetap diam," ujarnya.

Setelah serangan terhadap dua masjid di Christchurch pada Jumat pekan lalu, dan menewaskan 50 orang, Trump menyatakan simpati dan solidaritas kepada para korban dan orang-orang di Selandia Baru.

Namun, dalam komentarnya kepada wartawan di Oval Office, ia menepis kekhawatiran bahwa nasionalisme kulit putih bisa menjadi bahaya yang berkembang di seluruh dunia.

"Saya tidak berpikir begitu. Saya pikir, itu adalah sekelompok kecil orang yang memiliki masalah yang sangat, sangat serius, saya kira," kata Trump. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya