Dubes Selandia Baru: Donald Trump Acungkan Jempol untuk PM Arden

Sejumlah karangan bunga sebagai ucapan belasungkawa penembakan Selandia Baru
Sumber :
  • Instagram/@newzealandpolice

VIVA – Selandia Baru yang dikenal aman dan tentram, tiba-tiba dihebohkan dengan aksi teror yang menewaskan 49 jemaah. Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya menceritakan kondisi pascaaksi teror penembakan saat salat Jumat di Masjid Al Noor Christchurch, Jumat lalu. 

7 Destinasi Lokasi Syuting Film dengan Budget Besar yang Wajib Dikunjungi di Dunia

"Penembakan di Christchurch, masih menimbulkan kesedihan mendalam dan kemarahan seluruh warga Selandia Baru. Perasaan itu mereka tumpahkan bukan dalam bentuk ajakan kebencian, tetapi seruan untuk saling menyayangi," ujar Tantowi, dalam pernyataannya yang diterima VIVA, Rabu 20 Maret 2019. 

Sejak Minggu, kata Tantowi, hampir sebanyak 12 ribu warga Wellington, berkumpul dan berdoa. Mereka berasal dari berbagai latar belakang sosial dan agama. 

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas

"Berdoa untuk kedamaian mereka yang telah menjadi korban, dan ketabahan mereka yang ditinggalkan," katanya. 

Jumat besok, lanjut Tantowi, warga Wellington kembali akan berkumpul untuk memperingati seminggu aksi teror tersebut. Simbol Islam, akan digunakan dalam memperingati itu. 

Tersangka Penembakan di Bandara Kuala Lumpur Coba Kabur dari Malaysia dengan Identitas Palsu

"Di mana, yang perempuan diharapkan untuk mengenakan tutup kepala seperti hijab sebagai bentuk penghormatan kepada umat Islam," katanya. 

Politisi Partai Golkar ini juga bercerita, bagaimana sikap PM Selandia Baru, Jacinda Ardern. Dia adalah pemimpin dunia yang paling muda, baru 38 tahun. Di mana ada anggapan, bahwa ia tidak sanggup mengatasi karena minim pengalaman. Namun, itu tak terbukti. 

"Dalam waktu yang cepat, ia mengumumkan ke dunia penembakan brutal di Christchursch tersebut, sebagai aksi terorisme. Hal yang tidak dilakukan oleh pemimpin dunia manapun, ketika di negerinya terjadi aksi brutal yang memakan korban umat Islam," ujar Tontowi. 

Tantowi menceritakan, hanya selang sehari setelah aksi penembakan itu, PM Jacinda Ardern langsung menuju lokasi. Bahkan, menemui para keluarga korban dan menenangkan mereka yang bersedih. 

"Dia peluk keluarga korban dan bisikkan agar tenang dan tabah, Pemerintahnya akan bergerak cepat, untuk memastikan semuanya akan kembali normal. Dia pun memberikan jaminan kepada keluarga yang ditinggalkan," ucap Tantowi. 

Begitu pula, saat pemimpin dunia menghubunginya. Presiden AS Donald Trump, bahkan mengacungkan jempol dengan sikap PM Ardern. 

"Ketika Presiden Trump meneleponnya dan bertanya, apa yang Amerika bisa lakukan, dia jawab "Ramahlah kepada umat Islam". Tak berapa lama Trump bikin Tweet, "I love New Zealand"," tuturnya. 

Kini, Tantowi menyebut kondisi di Selandia Baru, perlahan mulai normal. Walau masih menyimpan khawatir dan sedih. 

Hanya ia mencatat, kejadian ini tidak sampai menimbulkan beragam hoax, seperti yang biasa terjadi di Indonesia. Tidak ada juga politisasi atas peristiwa itu. 

"Tidak ada pula yang maki-maki dan demo untuk melampiaskan kemarahan. Semuanya mendengarkan dan turut ke pemerintah, karena mereka tahu pemerintah akan membuat perhitungan ke teroris dengan caranya sendiri," jelasnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya