Demi Nyoblos, PPLN Fiji Jemput ABK WNI dari Tengah Laut

WNI di Fiji menggunakan hak suara Pemilu 2019
Sumber :
  • VIVA/Dinia

VIVA – Warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Kepulauan Fiji di Samudera Pasifik, telah menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019. Hal ini disampaikan Duta Besar RI untuk Kepulauan Fiji dan Kiribati, Benyamin Carnadi.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Pelaksanaan pemilu di Fiji, dilakukan melalui tiga cara, yaitu lewat Kotak Suara Keliling (KSK) pada 11 April 2019, Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) pada 13 April, dan lewat pos untuk melayani seorang WNI yang tinggal di Tarawa, Ibu kota Kiribati.

Benyamin mengatakan, mayoritas warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih di Fiji adalah anak buah kapal yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera asing yang beroperasi di Samudera Pasifik. Para WNI tersebut menyalurkan hak pilihnya, dengan dijemput di tengah laut oleh petugas Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Fiji. 

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

“Meskipun para WNI memiliki pilihan berbeda-beda, namun suasana kekeluargaan dan kebersamaan sebagai perantau di Fiji, terasa sangat guyup. Proses pencoblosan juga berjalan lancar walaupun di tengah laut," ujar Carnadi. 

Ketua PPLN Yuyun Komariyah mengatakan, karena sebagian WNI di Fiji, merupakan ABK dan dalam kondisi melaut, beberapa pemilih dijemput dari kapal yang bersandar di pelabuhan untuk bisa menggunakan hak pilihnya melalui Kotak Suara Keliling pada 11 April 2019 di Pelabuhan Suva.

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

Secara keseluruhan, 355 orang pemilih telah memberikan suaranya, 179 orang memilih dengan metoda KSK, 175 orang memilih di TPSLN, dan satu orang memilih melalui pos. (asp)

PPLN Fiji fasilitasi WNI yang mencoblos di tengah laut

Pos bawah laut Vanuatu

5 Negara yang Diramalkan Hilang dari Peta, Ada Tetangga Indonesia

Ancaman perubahan iklim semakin meningkat. Tidak hanya menyebabkan cuaca ekstrem, tetapi juga meningkatkan risiko tenggelamnya pulau-pulau. Berikut negara bakal hilang

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024