71 Tahun Hari Kehancuran, Palestina Tak Putus Asa Melawan Israel

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun (kiri)
Sumber :
  • VIVA/Dinia Adrianjara

VIVA – Tanggal 15 Mei setiap tahunnya diperingati rakyat Palestina sebagai Hari Nakbah atau Hari Kehancuran untuk memperingati peristiwa awal kehancuran Palestina yang mendorong terbentuknya yang disebut negara Israel pada tahun 1948.

Indonesia Sesalkan Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Karena Veto AS

Sudah 71 tahun berlalu, rakyat dan pemerintah Palestina masih terus memperjuangkan hak dan kemerdekaannya yang dikuasai Israel sehingga bangsa Palestina terusir dari tanah mereka sendiri. Sampai kini, sebagian besar warga Palestina terpaksa hidup di pesisir maupun tepi wilayah bahkan tersebar di seluruh dunia.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun mengatakan, dalam masalah ini, ada pihak yang zalim yaitu Israel dan yang tertindas adalah Palestina. Kondisi ini pun ditambah dengan sikap Amerika Serikat yang selalu menekan, dengan cara berdiri bersama Israel dengan menguasai tanah dan mengusir warga Palestina.

Dewan Keamanan PBB Dikritik karena Gagal Tegakkan Resolusi saat Serangan di Gaza Meningkat

"Walau kondisi sulit menghadapi penjajahan ditambah AS yang tidak mendukung bahkan terus menginjak kami. Selama 71 tahun kami hidup terjajah dan terpecah ke seluruh dunia. Ini selalu kami hadapi dan usahakan, bangkit demi mencapai hak yang harus kami dapatkan," kata Zuhair Al Shun di kantor Kedutaan Besar Palestina, Jakarta Pusat, Jumat 17 Mei 2019.

Zuhair menyebutkan, banyak peraturan internasional yang diputuskan di Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa maupun pertemuan internasional yang berusaha memberatkan dan tidak menyelesaikan masalah Palestina. Hal ini juga disebabkan oleh beberapa kondisi, yang membuat dunia tidak bisa bergerak banyak untuk menolong Palestina.

Palestina Kecam Veto AS yang Menghalangi Upaya Keanggotaan Penuh PBB

"Kondisi saat ini di mana tanah Palestina diambil, dijajah, bangsa kami diusir dan hal lain yang terjadi adalah pelanggaran internasional. Amerika Serikat juga tidak pernah mendukung kami dan mendukung Israel dalam bentuk penjajahan. Ini adalah pelanggaran internasional yang tidak bisa diterima, di mana dunia seolah hanya diam dan tidak bisa melakukan apa pun," kata dia.

"Perbuatan Israel adalah negara penjajah yang tidak menginginkan perdamaian. Terlihat dari politik mereka dan mereka selalu membuat gerakan yang dikecam dunia dalam bentuk apa pun. Kami tidak melihat Israel sebagai negara yang menginginkan ketenangan dan kedamaian antara kedua negara," imbuhnya.

Meski begitu, pemerintah dan rakyat Palestina kata dia sangat menghargai sikap pemerintah Indonesia yang selalu berada di garis terdepan untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Dalam berbagai forum internasional, Indonesia selalu menyuarakan hak dan kemerdekaan Palestina.

"Saya selalu lihat Indonesia selalu terdepan dalam menolong dan membantu menyelesaikan masalah Palestina. Ini di luar dugaan kami karena Indonesia selalu berdiri paling depan dalam membantu penyelesaian masalah kami. Penghargaan kami kepada seluruh rakyat dan pemerintah Indonesia atas perhatiannya kepada rakyat dan masalah Palestina," ujar Dubes Zuhair.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya