Pemerintah Myanmar Blokir Internet di Rakhine

Pengungsi etnis Rohingya dari Rakhine Myanmar melarikan diri ke Bangladesh
Sumber :
  • VIVA.co.id/SOS ACT Dok

VIVA – Pemerintah Myanmar menutup akses internet di negara bagian Rakhine sejak tiga hari terakhir. Penduduk desa setempat pun tak bisa mengakses internet dari wilayah tersebut.

Pengungsi Rohingya Tetap Dibantu tapi RI Perhatikan Kepentingan Nasional, Menurut Kemenkumham

Kementerian Transportasi dan Komunikasi Myanmar (MoTC) memerintahkan semua operator ponsel pada Jumat pekan lalu untuk menangguhkan data internet di sembilan kota di seluruh Rakhine dan negara bagian Chin yang berdekatan.

"Atas dasar permintaan, MoTC meminta penutupan merujuk pada gangguan keamanan dan layanan internet yang digunakan untuk mengoordinasikan kegiatan ilegal," kata pihak Telenor Myanmar dalam sebuah pernyataan.

11 Warga Rohingya Meninggal di Perairan Barat Aceh, Menurut Laporan Imigrasi

Dilansir dari Channel News Asia, keputusan tersebut dibuat berdasarkan Undang Undang Telekomunikasi yang berdampak kepada semua operator seluler untuk periode yang tidak ditentukan.

"Kami tidak memiliki internet sama sekali. Kami menggunakan internet untuk berbagi informasi melalui (aplikasi pesan) Viber," kata Kyaw Soe Moe, kepala desa Inn Din di Rathedaung. 

6 Jenazah Diduga Pengungsi Rohingya Kembali Ditemukan di Perairan Aceh

Otoritas setempat juga terkena dampak penutupan internet itu.

Seorang perwira polisi di kota Mrauk U, rumah bagi kuil Rakhine tapi juga tempat pertempuran sengit dalam beberapa bulan terakhir, mengatakan bahwa komunikasi terhambat.

"Kita harus menggunakan telepon, SMS, dan faks untuk melapor kembali ke markas kita. Pertempuran masih berlangsung di sini setiap hari," kata petugas yang tidak ingin disebutkan namanya itu.

Sebelumnya, tentara Myanmar memerangi pemberontak di etnis Rakhine, yang menginginkan otonomi yang lebih besar dari pemerintah pusat. Rakhine adalah wilayah dengan mayoritas penganut Buddha.

Sementara itu, warga Rakhine menuduh tentara Myanmar melakukan pelanggaran, termasuk penangkapan secara sewenang-wenang terhadap mereka. Pada April 2018, militer Myanmar mengakui menembak mati enam tahanan Rakhine.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya