Indonesia Belum Banyak Manfaatkan Dana dari ASEAN Hingga Rp3 Triliun

KTT ASEAN ke-34 di Bangkok Thailand
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Para pemimpin Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) terus mendorong warga masing-masing untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama, dan untuk itu sudah disediakan dana yang cukup besar untuk membiaya proyek-proyek kerjasama berbasis people-to-people (antar-warga). Namun, patut disayangkan, pos-pos dana sebesar hingga Rp3 triliun itu belum banyak dilirik warga dari anggota ASEAN, termasuk Indonesia.

Tantangan Indonesia Sebagai Ketua ASEAN 2023

Demikian ungkap Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN di Kementerian Luar Negeri RI, Benny Yan Pieter Siahaan. Dia mengungkapkan sebenarnya banyak bidang kerja sama yang bisa dimanfaatkan khususnya oleh pemuda maupun universitas di Indonesia dengan dukungan dana dari ASEAN. Dana yang dimaksud adalah ASEAN Trust Fund (ATF) dan ASEAN Project Fund (APF)  

"Hingga 31 Januari 2019, tercatat ada 65 jenis Trust Fund dan Project Fund dengan total dana sebesar USD207 juta atau sekitar 3 triliun Rupiah. Namun, disayangkan, Indonesia termasuk salah satu negara anggota ASEAN yang masih kurang maksimal dalam memanfaatkan ATF dan APF tersebut," ungkap Benny kepada VIVA hari ini.

Tantangan ASEAN di Usia ke-55 Tahun

Maka, saran Benny, Indonesia harus dapat memanfaatkan ATF dan APF secara optimal sebagai upaya mewujudkan integrasi komunitas ASEAN serta implementasi konkret rencana aksi ASEAN dengan Mitra Wicara. Dia melihat besarnya potensi kontribusi mahasiswa Indonesia dalam berbagai program ASEAN dengan Mitranya termasuk program pertukaran pemuda, beasiswa serta pemasyarakatan ASEAN.

Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN, Benny Yan Pieter Siahaan (tengah)

Myanmar Bebaskan Ratusan Tahanan Politik

Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN, Benny Yan Pieter Siahaan (tengah)

“Peran pemuda juga sangat penting untuk melanjutkan kesinambungan dan relevansi ASEAN kepada masyarakat” ujar Benny. Dia mengaku selalu menyuarakan hal dalam setiap pertemuan dengan kalangan pemuda dan universitas-universitas di Tanah Air.  

Salah satunya, saat akhir pekan lalu bertemu dengan mahasiswa dan akademisi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional (Prodi HI), Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB), Universitas Islam Indonesia (UII). Di sana, Benny memberikan sosialisasi mengenai “Pemanfaatan ASEAN Trust Fund dan ASEAN Project Fund” serta “Perkembangan Terkini ASEAN”, Sabtu (22/6).

Pertemuan itu mendapatkan respons positif dari peserta, baik mahasiswa maupun pengajar. Peserta juga mendapatkan pengenalan sidang melalui kegiatan simulasi sidang East Asia Summit (EAS) dengan membahas isu Combating Marine Plastic Debris.

"Mereka sangat antusias menjalankan peran delegasi negara EAS pada kegiatan simulasi persidangan, dengan tugas utama menghasilkan draft kesepakatan EAS untuk menangani permasalahan sampah plastik. Kegiatan dipandang telah memberikan pengalaman berupa praktik negosiasi, diplomasi serta public speaking bagi para peserta," ujar Benny.

Dekan FPSB, UII Yogyakarta, DR. H. Fuad Nashori, M.Si pun – seperti yang diungkapkan Direktorat Kerjasama Eksternal ASEAN – mengapresiasi dukungan Kemlu dan meyakini bahwa setelah ini para peserta akan semakin memahami kompleksitas negosiasi-diplomasi dan proses pencapaian sebuah kesepakatan dalam sidang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya