Makin Tegang dengan AS, Iran Ancam Abaikan Poin Kesepakatan Nuklir

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Sumber :
  • Daily Sabah

VIVA – Pemerintah Iran menegaskan akan membebaskan diri dari Kesepakatan Nuklir 2015 yang bertentangan dengan sanksi baru Amerika Serikat, setelah Presiden Donald Trump memperingatkan akan memberikan pembalasan luar biasa untuk setiap serangan Iran.

Ternyata Rusia Gunakan Rudal Termonuklir Buat Bombardir Ibukota Ukraina

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat telah meningkat sejak tahun lalu ketika Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir. Kesepakatan tersebut mengatur pengekangan program nuklir Iran dengan imbalan bantuan ekonomi.

Kedua negara musuh bebuyutan itu saling melemparkan perang kata-kata sejak Iran menembak jatuh pesawat pengintai AS di wilayah udara Iran. Namun, klaim tersebut dibantah keras oleh pihak Amerika.

6 Angkatan Laut Paling Kuat di Dunia, Pernikahan Habib Rizieq

Senin lalu, Washington meningkatkan tekanan dengan memasukkan ke dalam daftar hitam nama pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan para panglima militer. Selain itu mengatakan bahwa AS akan memberikan sanksi kepada Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif pada akhir pekan ini.

Teheran menentang dan mengatakan bahwa sanksi baru AS terhadap Iran menunjukkan Washington "berbohong" tentang tawaran pembicaraan.

5 Militer Terkuat di Dunia Tanpa Senjata Nuklir, Indonesia Nomor Berapa?

"Pada saat yang sama ketika Anda meminta negosiasi, Anda berusaha untuk memberikan sanksi kepada menteri luar negeri? Jelas bahwa Anda berbohong," kata Presiden Iran Hassan Rouhani, seperti diberitakan Channel News Asia.

Seorang pejabat tinggi keamanan mengatakan Iran akan dengan tegas meninggalkan lebih banyak komitmen di bawah Kesepakatan Nuklir pada 7 Juli 2019.

Iran telah mengumumkan pada 8 Mei 2019 bahwa mereka telah menangguhkan dua dari Kesepakatan Nuklir 2015 dan memberi Eropa, China, dan Rusia ultimatum dua bulan untuk membantunya menghindari sanksi AS dan menjual minyak atau akan meninggalkan dua komitmen lagi.

"Pada 7 Juli, Iran akan secara paksa mengambil langkah kedua untuk mengurangi komitmennya terhadap perjanjian nuklir," kata Laksamana Muda Ali Shamkhani yang merupakan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya