Korsel Punya Kamp Rehabilitasi Candu Internet, seperti Apa?

Ilustrasi main ponsel di toilet.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Korea Selatan adalah negara yang paling terhubung di dunia. Hampir setiap orang memiliki ponsel pintar dan akses ke internet. Namun, tentu ada efek negatif dari hal tersebut. 

Viral Turis Korea Dikecam Gegara Tindakan Tak Senonoh di Festival Kebudayaan Thailand

Berdasarkan angka resmi untuk tahun lalu menunjukkan bahwa lebih dari 140.000 anak muda kecanduan internet. Bahkan, beberapa laporan menunjukkan bahwa angka ini sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

Akibatnya, ada banyak pusat penanganan di Korea Selatan di mana remaja dapat dirawat untuk mengurangi ketergantungan terhadap internet dan menerima bantuan.

Barang-barang yang Tidak Boleh Dibawa oleh Penggemar pada Area Konser TVXQ di Indonesia

Sekolah-sekolah juga telah memperkenalkan program-program khusus untuk mencegah anak-anak menjadi kecanduan. Salah satu tempat yang disebut sebagai 'kamp kecanduan internet' di Korsel bernama Muju.

Kamp kecanduan internet adalah tempat di mana orang dapat pergi untuk menerima bantuan, akibat hubungan tidak sehat yang mereka miliki dengan internet.

Terungkap! Ini Hasil Autopsi Kematian Park Boram

Mereka dapat mempelajari teknik untuk membantu mereka menjadi lebih mandiri dari dunia online dan mengubah perasaan mereka tentang menghabiskan waktu online.

Dilansir dari BBC, sejak 2014 lebih dari 1.200 anak muda telah mendatangi kamp kecanduan internet yang sama dengan Muju maupun di Hawon.

Di kamp di Muju, aturannya sangat ketat dan telepon tidak diperbolehkan. Begitu remaja tiba di kamp, mereka harus menyerahkan semua barang-barang elektronik mereka, bahkan termasuk hal-hal seperti pelurus rambut.

Kamp tersebut berfokus pada membantu remaja untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri dari ponsel mereka. Di kamp tersebut para peserta diajarkan kerajinan, olahraga, permainan dan kegiatan untuk membantu para pecandu internet keluar dari dunia digital dan kembali ke dunia nyata.

Idenya adalah bahwa kegiatan ini akan membantu mereka yang berada di kamp untuk menemukan cara lain untuk merasa bahagia dan santai, alih-alih dengan mendapatkan kesenangan dengan memenangkan permainan online.

Ada juga sesi konseling di mana anak-anak dapat membicarakan masalah mereka. Konselor membantu remaja mengetahui kapan harus berhenti menggunakan ponsel mereka dan mengubah sikap mereka terhadap perangkat mereka.

"Di sini, kami mencoba memberi mereka alternatif untuk internet, permainan, dan media sosial. Ketika kami menjalankan kamp, kami mencoba banyak kegiatan berbeda untuk menunjukkan kepada para remaja bahwa mereka dapat memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang lebih besar di luar dunia cyber," kata manajer kamp Yong-chul Shim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya