Logo DW

Kekerasan Seksual dan Pemerkosaan Anak Meningkat di Bangladesh

Foto simbol kekerasan terhadap anak.-picture alliance / ZB
Foto simbol kekerasan terhadap anak.-picture alliance / ZB
Sumber :
  • dw

Berbagai insiden kekerasan seksual yang mengerikan dalam beberapa bulan terakhir, menimbulkan keprihatinan serius akan keselamatan perempuan dan anak-anak di Bangladesh.

Menurut sejumlah organisasi hak-hak perempuan, angka kasus pemerkosaan di Bangladesh meningkat secara dramatis. Sebuah laporan yang baru saja dirilis bulan ini oleh "Bangladesh Mahila Parishad" (BMP) – dewan perempuan Bangladesh untuk Bengali – memperkirakan terdapat 731 perempuan dan anak-anak yang diperkosa dalam enam bulan pertama di tahun 2019. Sebagai perbandingan, total ada 942 kasus serupa di sepanjang tahun 2018.

Laporan BMP tersebut didasari penghitungan kasus yang dilaporkan di 14 surat kabar nasional selama paruh pertama tahun 2019. Tetapi sejumlah peneliti meyakini angka sebenarnya jauh lebih tinggi, dikarenakan banyak korban yang tidak melaporkan kekerasan seksual yang mereka alami karena perasaan takut disalahkan, dikucilkan, dan takut tidak dianggap oleh pihak keluarga.

Yang memperparah kondisi ini yaitu sikap pihak ultra-konservatif muslim di Bangladesh, yang sering memandang korban pemerkosaan sebagai orang yang kehilangan kehormatan dan memberi stigma buruk kepada mereka.

Angka kekerasan seksual yang dialami anak-anak Bangladesh juga diketahui meningkat. Dalam laporan yang dirilis Bangladesh Shishu Adhikar Forum (BSAF),sebuah organisasi hak-hak anak yang berbasis di Dhaka, mengungkap sedikitnya 496 anak-anak Bangladesh juga diperkosa sepanjang enam bulan pertama tahun 2019. Angka ini termasuk 23 kasus dimana anak-anak yang telah diperkosa kemudian dibunuh oleh para pelaku, dan 53 kasus lainnya merupakan kasus pemerkosaan berkelompok.

Anak-anak semakin rentan

Yayasan Manusher Jonno, sebuah organisasi hak asasi lokal Bangladesh, dalam rilis laporannya awal tahun ini, menyatakan terdapat 433 anak yang diperkosa sepanjang tahun 2018. Mayoritas berusia antara 7 hingga 12 tahun. Bahkan sekolah pun menjadi tempat yang tidak aman lagi bagi anak-anak tersebut. Kepala sekolah dari sebuah sekolah agama ditangkap awal bulan ini karena didapati memperkosa dua anak perempuan dan melakukan pelecehan seksual terhadap enam orang siswinya.