Sekolah di Taiwan Izinkan Siswa Laki-laki Pakai Rok Seragam

Seragam sekolah siswi di Jepang. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • U-Report

VIVA - Sebuah sekolah di Taiwan mengizinkan siswa laki-laki untuk mengenakan rok seragam. Langkah ini dilakukan setelah sekolah tersebut mengumumkan rencana untuk menghapus kebijakan seragam berdasarkan gender pada akhir Juni lalu.

Pengadilan Tinggi Dominika Batalkan Larangan Hubungan Sesama Jenis

Perubahan itu dilakukan setelah siswa dan guru laki-laki di Sekolah Menengah Atas Banqiao mengenakan rok pada bulan Mei, dalam sebuah kampanye selama satu minggu terkait stereotip gender.

Keputusan SMA Banqiao dipandang semakin memperkuat reputasi Taiwan sebagai suar liberalisme di Asia, setelah sebelumnya menjadi negara pertama di kawasan yang melegalkan pernikahan sesama jenis pada bulan Mei lalu.

Sekolah Ini Singkirkan 300-an Buku yang Memuat Konten LGBT

Di bawah peraturan yang lazim di berbagai tempat, siswa laki-laki diharuskan mengenakan celana panjang dan rok untuk siswa perempuan. Namun dalam aturan berpakaian yang baru, yang akan diberlakukan pada tahun akademik baru 30 Agustus mendatang, sekolah akan menghapus penyebutan jenis kelamin tertentu.

"Ini untuk meningkatkan otonomi siswa dalam memilih seragam mereka, sambil menghormati hak-hak mereka," kata pihak SMA Banqiao dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia, Kamis 25 Juli 2019.

Selangkah Lagi Thailand Sahkan UU Pernikahan Sesama Jenis

Sekolah yang terletak di New Taipei City tepat di luar ibu kota, memiliki lebih dari 2.000 siswa berusia antara 16 sampai dengan 18 tahun. Sementara, pejabat Kementerian Pendidikan Taiwan juga menyambut keputusan sekolah.

"Ini adalah langkah progresif yang merangkul keragaman," kata Du Sih-cheng, Direktur Advokasi Kebijakan dari Taiwan Tongzhi Hot;ine Association, sebuah organisasi nirlaba yang mengampanyekan hak-hak LGBT.

Kampanye global untuk mendorong penggunaan seragam sekolah yang netral gender telah mendapatkan daya tarik di beberapa negara dalam beberapa bulan terakhir.

Wali Kota Mexico City bulan lalu mengumumkan bahwa para siswa dapat memutuskan apakah akan mengenakan rok atau celana panjang ke sekolah. Pengumuman itu menimbulkan kontroversi di negara yang mayoritas beragama Katolik konservatif.

Di Wales, pemerintah mengatakan bulan ini bahwa mereka tidak akan lagi mengatur seragam secara terpisah untuk anak laki-laki dan perempuan, di bawah kebijakan baru yang akan berlaku mulai 1 September. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya