Presiden yang Ditakuti Gembong Narkoba Menghilang

Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro

VIVA – Presiden Filipina yang ditakuti gembong narkoba, Rodrigo Duterte, menghilang. Ia tidak akan memiliki jadwal resmi mulai 12 November hingga 15 November 2019, dan sebagian besar akan tinggal di rumahnya di kota Davao, Filipina Selatan.

Terpopuler: Pastor Muda Lulus Seleksi Perwira Polri, Wasiat Penting Habib Hasan sebelum Wafat

"Presiden memutuskan untuk mengambil jeda dari jadwalnya yang padat. Tapi dia tidak mengambil cuti resmi," kata Juru Bicara Kepresidenan Salvador Panelo, seperti dikutip dari Deutsche Welle, Kamis, 14 November 2019.

Presiden berusia 74 tahun ini diketahui menjalani pemeriksaan medis, termasuk endoskopi, pada pekan lalu karena merasakan sakit yang luar biasa di tulang belakangnya.

Brigjen Mukti Blak-blakan Gembong Narkoba Fredy Pratama Punya Jaringan Baru, Dipimpin Cewek

Sakit tulang belakang yang dirasakan Duterte muncul setelah dia mengalami kecelakaan sepeda motor di Istana Malacanang bulan lalu.

Namun, dokter Istana Kepresidenan mengaku Duterte hanya mengalami kejang otot dan menyarankannya untuk mengurangi aktivitas.

Tok! Tangan Kanan Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis Hukuman Mati

Keluhan itu pula yang menjadi penyebab presiden pembantai gembong narkoba tersebut mempersingkat kunjungan resminya ke Jepang saat menghadiri penobatan Kaisar Naruhito pada 22 Oktober 2019.

Duterte akan memulai aktivitas akhir pekan ini dengan mengunjungi Provinsi Cotabato Utara, wilayah yang diguncang beberapa kali gempa bumi bulan lalu. Selain itu Duterte akan menghadiri agenda yang padat di pekan depan.

Rumor tentang kesehatannya telah merundung Duterte sejak dirinya menjadi Presiden Filipina ke-16 menggantikan Benigno Aquino III pada 30 Juni 2016.

Sejumlah pengamat telah menyerukan pemerintahannya untuk mengeluarkan buletin medis reguler terkait hal ini, tetapi dirinya bersikeras bahwa tindakan itu tidak perlu.

Tahun lalu, presiden pembantai gembong narkoba itu dikhawatirkan menderita kanker setelah dokter menemukan pertumbuhan di saluran pencernaannya, tetapi tes kanker menunjukkan hasil negatif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya