Bukan Rusia atau China, Eropa Justru Paling Ngeri Ancaman Ini

Bendera Uni Eropa setengah tiang di Brussels, Belgia, beberapa waktu silam.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Renne Kawilarang

VIVA – Benua Biru Eropa sedang menghadapi ancaman Nyamuk Harimau Asia. Nyamuk jenis ini dapat menularkan lebih dari 20 virus berbeda seperti demam berdarah, chikungunya, zika, demam kuning, dan cacing filaria.

Jegal Ford Ranger dan Toyota Hilux, BYD Ikut Persiapkan Pikap Listrik Berbasis Hybrid

Bahkan, invasi Nyamuk Harimau Asia lebih mengerikan ketimbang Rusia atau China jika terjadi perang terbuka sekalipun.

Menurut peneliti dari Universitas Liverpool, Inggris, Soeren Metelmann, sejumlah negara di Eropa sudah merasakan dampak dari serangan Nyamuk Harimau Asia.

China Dilanda Banjir Bandang, 4 Orang Tewas dan 10 Hilang

"Italia, Prancis dan Spanyol. Ketiga negara ini tidak dapat memusnahkannya. Tapi, mereka mencoba mengurangi jumlah nyamuk dan meminimalkan efek. Nyamuk ini berkembang biak pada suhu yang lebih hangat. Mereka mampu menularkan jauh lebih cepat, atau mengarah ke kondisi sempurna untuk wabah," katanya, seperti dikutip dari aa.com.tr, Selasa, 10 Desember 2019.

Metelmann juga mengingatkan, yang lebih mengkhawatirkannya lagi adalah bahwa Nyamuk Harimau Asia telah menyebabkan dua wabah chikungunya dengan kisaran 300 hingga 500 kasus di Italia. Ditambah lagi sejumlah kasus demam berdarah di Eropa bagian selatan, serta kasus Zika di Prancis pada tahun ini.

Hadiri Forum Internasional di China, KSAL Tegaskan Pentingnya Jaga Keamanan Maritim di Kawasan

Nyamuk

Ia pun meramalkan bahwa krisis iklim yang menjulang yang mengarah ke suhu yang lebih hangat dapat memainkan peran dalam menyebarkan infeksi yang ditularkan oleh nyamuk tersebut.

Nyamuk Harimau Asia awalnya berkembang biak di iklim sub-tropis, seperti di China utara dan Jepang tengah. Akan tetapi, secara bertahap, mereka menyebar ke Amerika Utara dan Eropa menggunakan 'mekanisme khusus'.

"Spesies ini memiliki keuntungan, karena dapat bertelur khusus pada akhir tahun yang hanya bisa menunggu sampai musim dingin berakhir dan kemudian larva menetas ketika suhu lebih cocok di musim semi," jelas Metelmann.

Untuk mencegah lebih lanjut penyebaran penyakit dari Nyamuk Harimau Asia ini, ia menyarankan bahwa pengawasan aktif dan penyemprotan insektisida untuk membunuh larva dapat membantu mengurangi wabah.

"Saya pikir cara terbaik untuk menghindari kasus di Eropa adalah dengan membantu mengurangi jumlah kasus di daerah tropis. Jika ada lebih sedikit kasus di daerah tropis, lebih sedikit turis atau wisatawan yang terinfeksi Nyamuk Harimau Asia dan membawa penyakit tersebut ke Eropa," tutur Metelmann.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya