Pembakaran 3 Gereja di Malaysia

"Sayangnya Malaysia Tak Punya Figur Gus Dur"

VIVAnews - Karena berebut kata 'Allah', tiga gereja di Malaysia dilempari bom-bom molotov oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, Jumat 8 Januari 2010. Negeri jiran sedang bergolak.

Kolumnis asal Malaysia, Karim Raslan,  menghubungkan peristiwa memprihatinkan di negerinya dengan wafatnya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Lho, apa hubungannya?

Seperti dimuat laman The Malaysian Insider, Karim menilai apa yang terjadi di Malaysia adalah topik yang sangat dimengerti oleh Gus Dur.

Meski tak bisa melihat dan harus menggunakan kursi roda, Gus Dur memiliki pandangan yang progresif dan pemahaman intuitif terhadap isu seperti ini - baik di sisi agama maupun kenegaraan.

Jika Gus Dur masih hidup, dia pasti akan mengomentari kejadian di Malaysia dengan celetukan khasnya, 'gitu aja kok repot.' Kalimat itu terdengar remeh, tapi justru menunjukan ketajaman akal dan kebijaksaan Gus Dur.

Kata Karim Raslan, senadainya Malaysia punya tokoh seperti Gus Dur, yang kaya humor dan pikiran terbuka, amarah kelompok-kelompok konservatif bisa mencair.

Diceritakan Karim, penghargaan Gus Dur atas situasi plural dan multikultural tergambar jelas saat pemakamannya. Tak hanya kaum muslim yang menangis, semua umat beragama pun berduka dan merasa kehilangan figus Bapak.

Gus Dur adalah contoh bahwa seorang figur ulama tradisonal dengan pikiran yang terbuka - bisa menjadi ikon demokasi dan pemersatu umat beragama.

Kata Karim, Malaysia butuh figur Gus Dur. Tapi, "saat kita setengah mati mengharapkan figur ulama yang yang berpikiran terbuka dan dinamis, sebersit tanya timbul, siapkah mereka, para ulama, memimpin dan mengatur masyarakat modern saat ini?"

Kejadian pembakaran gereja tak seharusnya terjadi. "Menurut saya sebagai negara mayoritas muslim, Malaysia tak seharusnya terguncang hanya karena isu ini. Kita harus mengenyahkan rasa takut dan lebih percaya diri," kata Karim.

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Lokasi gereja Metro Tabernacle Church di pinggir kota Kuala Lumpur

Tiga gereja yang diserang di Malaysia adalah Metro Tabernacle Church, Assumption Church, dan Life Chapel, yang semuanya terletak di pinggir kota Kuala Lumpur.

Tidak dilaporkan adanya korban dalam peristiwa itu. Di semua gereja itu polisi menemukan bekas-bekas bom molotov.

Hingga kini belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas serangan itu. Insiden terjadi di tengah kontroversi boleh tidaknya kata "Allah" digunakan di kalangan non-Muslim di Malaysia.

Awal pekan ini, pemerintah mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Tinggi di Kuala Lumpur agar meninjau kembali keputusan sidang 31 Desember 2009. Saat itu pengadilan mengizinkan gereja dan umat Katolik menggunakan kata Allah dalam media penerbitan, literatur maupun saat ibadah.

Keputusan itu terkait dengan gugatan media mingguan Katolik, Herald, yang dilayangkan akhir 2007 setelah pemerintah melarang umat non-Muslim menggunakan kata Allah. Bagi pemerintah, penggunaan kata Allah di kalangan non Muslim dapat menimbulkan keresahan bagi umat Islam karena bisa dianggap memuja Tuhan umat Kristiani. 

Sesuai dengan permintaan pemerintah, Pengadilan pun Rabu lalu memutuskan untuk menunda pemberlakukan keputusan sidang 31 Desember lalu hingga muncul vonis atas permohonan banding dari pemerintah.

PT Pos Indonesia (Persero) Salurkan Bansos dan PKH ke 2.500 Keluarga Penerima Manfaat

Bansos Sembako dan PKH Kembali Disalurkan, Pos Indonesia Wanti-wanti Ini

PT Pos Indonesia (Persero) kembali menyalurkan bansos sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024