Derita Para Tenaga Medis Tangani Korban Virus Corona di Wuhan

Para tenaga medis di Wuhan, China, yang siap menolong pasien virus corona.
Sumber :
  • Twitter/@badiucao

VIVA – Kasus Corona Virus Wuhan (2019-nCoV) yang terjadi sejak akhir 2019 lalu menyorot perhatian publik dunia. Mengingat wabah virus ini yang telah memakan korban jiwa. 

Prof Tjandra: Ramai Kasus Depresi di Kalangan PPDS, Ini 5 Rekomendasi Tindak Lanjut Perlu Dilakukan

Tercatat sudah ada 106 korban meninggal dan 4.193 kasus akibat virus Corona Wuhan hingga pagi ini. Di balik menyeramkannya penularan bahaya virus ini, ternyata ada sosok para medis di Wuhan yang luput dari perhatian masyarakat.

Hingga tanggal 24 Januari lalu, tercatat ada 15 tim medis yang menderita pneumonia dan satu  dokter yang meninggal akibat virus ini. Bukan hanya berisiko terkena paparan virus saja, para tenaga medis di China juga diketahui harus bekerja keras untuk menangani para pasien yang terpapar virus Corona ini. 

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Belum lama ini beredar sebuah video berdurasi 1,5 menit di media sosial China yang memperlihatkan seorang staf medis yang marah saat melakukan panggilan telepon. Pria itu marah, karena tim medisnya gagal menghubungi ketua rumah sakit.

"Kapan kami bisa melihatmu?  Bagaimana kita bisa pulang dan menghabiskan waktu bersama keluarga kita untuk Tahun Baru Imlek?  Apa yang kamu lakukan? ” ujar pria itu dalam nada tinggi. 

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Dalam video itu, dia bahkan menyebutkan bagaimana timnya harus mengatur empat shift dalam satu hari, dan mereka harus kembali bekerja kembali setelah makan.  Mereka bahkan akan dihukum jika mereka terlambat karena giliran kerja mereka.

"Apakah Anda pikir kita (dokter) tidak perlu hidup?  Apa yang kalian lakukan? ” lanjut dia seperti dikutip dari laman World of Buzz. 

Rupanya, ketidakpuasannya terhadap manajemen rumah sakit tidak mendapat respons yang memuaskan dari ujung telepon yang lain.  Dia diberitahu untuk "memindahkan pasien yang berbaring di tanah", dan untuk "pulang dan tersesat".  

Bagaimana staf medis yang berani dan tidak mementingkan diri ini diperlakukan dengan buruk?

Staf wanita kemudian terlihat menenangkan dokter tersebut. Namun, dokter itu menjawab dengan sebuah kebingungan akan apa yang harus dia lakukan dengan ledakan pasien di rumah sakit itu. 

"Aku tidak akan membuat keributan!  Para pasien berbaring di sana, dan ada banyak dari mereka.  Apa yang harus kita lakukan?" kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya