Ternyata Jenderal Pembakar Makam Khalifah Umar Pernah Bantai 40 Sipil

Jenderal Ramadan Yusuf
Sumber :
  • haber

VIVA – Turki dan Rusia akhirnya sepakat menghentikan peperangan di Idlib, Suriah, dengan gencatan senjata.

Gencatan senjata disepakati setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menemui langsung Presiden Rusia, Vladimir Putin di Moskow. Kesepakatan itu ditindaklanjuti dengan dihentikannya serangan udara kedua negara di Idlib.

Banyak sekali korban jiwa dalam pertempuran yang terjadi selama sepekan itu. Terutama ketika Turki mengerahkan pasukan udara untuk membalaskan kematian 34 pasukannya yang diserang pasukan Suriah di bawah pimpinan Presiden Bashar al-Assad.

Erdogan sangat marah dengan kematian prajuritnya itu, karena mereka diserang pasukan Assad saat berada zona de-eskalasi Idlib tepat di seberang perbatasan selatan Turki. Aksi balas dendam Turki itu dinamai Operasi Spring Shield.

Dalam penyerangan ke Idlib, beberapa pentolan perang Suriah tewas akibat serangan pasukan Turki. Salah satunya ialah Ketua Komite Polisi Militer Hama - Komandan Divisi ke-9, Mayor Jenderal Ramadan Yusuf Ramadan.

Jenderal Ramadan Yusuf

Mayjen Ramadan tewas di wilayah Jabal Al-Zawiya, Idlib pada awal Maret 2020. Dia tewas setelah rudal yang dilepaskan Turki dari drone menghancurkan markasnya.

Kematian Mayjen Ramadan membuat geger zona perang Suriah. Sebab, jenderal yang terkenal sangat ganas ini pada akhir Februari 2020 telah melakukan perbuatan tak wajar. Dia dan pasukannya merusak dan membakar makam Khalifah Umar bin Abdulaziz yang berada di Desa Deyr Sharki, Idlib.

Usai membakar sebagian makam khalifah kelima pada Kekhalifahan Umayyah itu, dengan bangganya Mayjen Ramadan sengaja berfoto di lokasi itu lalu menyebarkannya di media-media di Suriah.

Di balik kisah kematiannya yang tragis itu, ternyata ada fakta yang sangat penting. Mayjen Ramadan ternyata memiliki riwayat kehidupan yang sangat buruk. Dia merupakan salah satu petinggi militer Suriah yang tercatat sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia terberat dunia.

Area makam Khalifah Umar bin Abdulaziz yang dibakar Jenderal Ramadan.

Nama Mayjen Ramadan ada dalam buku catatan hitam yang diterbitkan Human Rights Watch (HRW). Dia disebutkan bertanggungjawab langsung dalam pembantaian sipil di Suriah yang terjadi di Kota Daraa pada tahun 2011.

Bahkan HRW telah mengirimkan rekomendasi ke The International Criminal Court (ICC) untuk menyelidiki kasus itu dan mengadili Mayjen Ramadan.

Dalam catatan HRW berjudul besar "Syria: ‘Shoot to Kill’ Commanders Named" yang diterbitkan pada 15 Desember 2011, disebutkan Mayjen Ramadan memerintahkan langsung prajurit pasukan khusus yang dipimpinnya untuk menembaki para demonstran yang berunjukrasa di Daraa pada 25 April 2011.

Pada catatan hitam itu, diceritakan seorang anak buah Mayjen Ramadan di Resimen Pasukan Khusus 35, bernama Amjad mengungkapkan bahwa pada saat itu dia dikerahkan ke Daraa untuk mengamankan aksi demonstrasi.

Tapi tiba-tiba dia dan prajurit pasukan khusus diberikan perintah langsung oleh Mayjen Ramadan untuk menembaki para demonstran.

Ledakan rudal dari drone Tukir ke lokasi Mayjen Ramadan Yusuf.

"Komandan resimen kami, Brigadir Jenderal Ramadan Ramadan, biasanya tetap di belakang garis. Tapi kali ini dia berdiri di depan seluruh brigade. Dia berkata, 'Gunakan tembakan berat. Tidak ada yang akan meminta Anda untuk menjelaskan. 'Biasanya kita seharusnya menyimpan peluru, tetapi kali ini dia berkata, 'Gunakan peluru sebanyak yang kamu mau. 'Dan ketika seseorang bertanya apa yang harus kami tembak, dia berkata, 'Apa pun yang ada di depanmu.'. Sekitar 40 pengunjuk rasa tewas hari itu." seperti tertulis dalam catatan hitam itu.

Rekomendasi HRW itu membuat nama Mayjen Ramadan masuk dalam daftar sanksi Eropa tahun 2012 karena terbukti mengeluarkan perintah penembakan demonstran di Baniyas dan Daraa..

Namun anehnya, rezim Asaad malah menugaskannya memimpin divisi 9 bahkan dia beberapa kali mendapatkan kenaikan pangkat. Dan yang tertinggi Ramadan diankat menjadi Panglima Jenderal Utama dan memimpin pertempuran Harasta.

Sekadar diketahui, Khalifah Umar bin Abdulaziz merupakan seorang khalifah yang terkenal karena kesalehannya dalam sejarah Islam. Dia merupakan cicit dari Khalifah Umar Bin Khattab, ibunya merupakan putri kandung dari dari sahabat Nabi Muhammad SAW itu. Bahkan Khalifah Umar disebut juga dengan nama Khalifah Umar II.

Baca: 2 Pangeran Arab Dituduh Kontak Amerika untuk Kudeta Tahta Raja Salman

7 Destinasi Memukau yang Cocok Dikunjungi saat Bulan Ramadhan
VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

Turki Serukan Tekanan Besar ke Israel Untuk Mematuhi Tuntutan Gencatan Senjata PBB

Presiden Turki mengatakan bahwa perlunya meningkatkan tekanan terhadap Israel agar mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024