Lebih Dari 6.000 Warga Terjangkit Corona, Prancis Lockdown 15 Hari

Menara Eiffel Paris
Sumber :
  • VIVA/Ezra Natalyn Sihite

VIVA – Pemerintah Prancis memberlakukan lockdown selama 15 hari ke depan untuk menekan penyebaran virus corona atau COVID-19. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menegaskan akan memberlakukan pembatasan pergerakan masyarakat, sebagai strategi untuk menghentikan virus.

Alasan Citroen Masih Enggan Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia

Dalam pernyataannya, Macron mengatakan penduduk hanya akan diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk kegiatan yang diperlukan seperti bekerja atau ke supermarket. Prancis memutuskan penetapan lockdown lantaran masih banyak warganya yang belum mematuhi langkah-langkah kesehatan sesuai standar.

"Pembatasan pergerakan akan dilakukan setidaknya 15 hari ke depan, di mulai Selasa siang, dan akan diberlakukan pembatasan kontak sosial sebanyak mungkin. Kita sedang 'berperang'. Setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi," kata Macron, seperti dikutip France24, Selasa 17 Maret 2020.

5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

Menteri Dalam Negeri Prancis, Christophe Castaner, mengatakan 100 ribu personel militer akan dikerahkan untuk menegakkan peraturan lockdown. Siapa pun warganya yang ditemukan berada di luar, harus memberikan bukti alasan jelas tentang tujuan mereka bepergian.

Sebelumnya awal pekan ini, Macron mengadakan pertemuan dengan perdana menterinya, penasehat militer utama, koordinator intelijen, menteri kesehatan, menteri urusan dalam dan luar negeri, guna mempelajari krisis kesehatan yang dialami sebagian besar negara.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Direktur Jenderal Kesehatan Prancis, Jerome Salomon, mengatakan wabah virus corona di Prancis sangat mengkhawatirkan dan memburuk dengan sangat cepat, sehingga langkah lockdown harus segera dijalankan.

"Jumlah kasus berlipat ganda setiap tiga hari. Saya ingin warga negara menyadari bahwa ada orang yang sakit, yang dirawat intensif dan jumlahnya mencapai ratusan," ungkap Salomon.

Menurut angka resmi terbaru yang dipublikasikan hari Minggu kemarin, Prancis telah memiliki 148 kematian akibat virus corona dan 6.633 kasus yang dikonfirmasi.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya