Bayi 11 Bulan Positif Ebola, Kongo Bersiap Masuki Gelombang Baru

Virus Ebola di Kongo
Sumber :
  • Independent/AFP

VIVA – Ditengah mewabahnya pandemi virus Corona COVID-19 di seluruh belahan dunia, Kongo baru-baru ini mengonfirmasi kasus baru seorang bayi 11 bulan meninggal karena terjangkit virus Ebola. Ini menjadi pertanda gelombang baru di negara tersebut.

Kongo Disebut Negara dengan Tingkat Kriminal Tertinggi di Dunia

Sebelumnya, Republik Demokratik Kongo telah mencatat lebih dari tujuh minggu negara mereka tidak menemukan kasus baru akibat Ebola. Namun beberapa hari terakhir ada dua kasus baru yang juga dilaporkan oleh WHO pada Minggu, 12 April Kemarin.

Dengan catatan bersih selama tujuh minggu itu juga Kongo sudah siap mengumumkan untuk menandai negaranya bebas dari Ebola yang merupakan virus mematikan kedua di dunia itu. Tetapi pada Jumat, seorang tukang listrik berusia 26 tahun dari kota Timur Beni di konfirmasi positif Ebola.

Kemenkes Sebut 3 Kasus Omicron Berasal dari Kongo dan Malaysia

Dilansir dari Independent,  Senin, 13 April 2020, selanjutnya kasus kedua dikonfirmasi yaitu bayi perempuan berusia 11 bulan yang juga dirawat di pusat kesehatan yang sama dengan tukang listrik begitu ujar Boubacar Diallo, Wakil Manajer Insiden untuk Respon Ebola kepada WHO.

Para pihak berwenang masih belum mengatakan bagaimana tukang listrik itu bisa terjangkit Ebola. Dia juga tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien Ebola lainnya dan bukan termasuk orang yang selamat dari virus yang bisa kambuh.

Bocoran Data Dana Besar Publik Kongo Ditransfer ke Keluarga Presiden

Untuk diketahui, virus Ebola mempunyai gejala seperti demam, pendarahan, muntah, diare dan menyebar dari manusia ke manusia melalui cairan tubuh.

Wabah tersebut sampai saat ini telah menewaskan lebih dari 2.200 orang sejak Agustus 2018 di negara yang kini terkenal dengan kekerasan militansi konflik bersenjata itu.

Dua vaksin baru telah membantu menyembuhkan virus ini. Tapi ketidakpercayaan publik serta konflik bersenjata seringkali mencegah petugas kesehatan untuk menyambangi daerah yang terkena dampak paling parah.

Dilaporkan pada hari Sabtu, sekelompok pria marah hingga melemparkan batu ke tim WHO serta wakil walikota kota Beni saat mereka tengah mensterilkan rumah si tukang listrik dan melacak orang-orang yang pernah melakukan dengannya.

“Bagi mereka, Ebola sudah berakhir. Orang-orang di sini memiliki beberapa masalah memahami bagaimana kasus ini baru datang dua hari sebelum deklarasi akhir,” ujar Diallo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya