Biden Bongkar Aib Trump soal Corona, Percaya China Abaikan Intelijen

VIVA Militer: Amerika.
Sumber :

VIVA – Wakil Presiden Amerika Serikat ke-47, Joe Biden mengungkap aib Presiden Donald Trump di balik memburuknya situasi negara adi daya itu akibat serangan Virus Corona atau COVID-19.

Gagal Cegah Serangan Hamas, Bos Intelijen Israel Mundur

Politisi dari Partai Demokrat ini mengatakan, bahwa Trump telah bekerja sangat buruk dalam mengantisipasi dan menangani corona sehingga saat ini 700 ribu lebih penduduk terinfeksi dan lebih dari 30 ribu meninggal.

"Trump gagal mengambil tindakan cepat dan kami membayar harganya," tulis Biden seperti dikutip VIVA di akun resminya, Sabtu 18 April 2020.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Menurut Biden, sejak awal sebenarnya Trump bisa mengatasi corona dengan baik. Hanya saja disayangkan, Trump tak pernah mau percaya pada informasi yang disampaikan intelijen Amerika dan pakar kesehatan. Malah Trump lebih percaya pada China.

"Kebenaran yang tidak nyaman adalah bahwa Donald Trump membuat Amerika terekspos dan rentan terhadap pandemi ini. Dia mengabaikan peringatan para pakar kesehatan dan badan intelijen dan sebaliknya menaruh kepercayaan pada para pemimpin Tiongkok. Sekarang, kita semua membayar harganya," tulis Biden.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Biden juga merasa aneh kita sekarang Trump malah mencurigai corona yang menyerang Amerika berasal dari laboratorium di China. Bahkan kini berusaha menyelidiki kebenaran dari tuduhan itu.

Namun, Biden sangat yakin Trump tak akan bisa menyelidiki tuntas kasus ini. Sebab Trump tak memiliki fakta dan data yang akurat untuk menyerang China.

"Presiden Trump sedang mencoba menulis ulang sejarah ketika datang ke Cina dan COVID-19. Tapi faktanya tidak mendukungnya," tulis Biden.

Perlu diketahui, hingga pukul 16:30 WIB, jumlah penderita corona di Amerika sudah mencapai 706.779 orang, jumlah penderita meninggal dunia total sebanyak 37.079 dan Amerika baru bisa menyembuhkan 59.672 penderita.

Baca: Bahaya, Pasukan Cyber Korea Utara Mau Bobol Keuangan Amerika

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya