Jerman Minta Maaf karena Tiadakan Israel di Peta

Kincir angin dan bendera Jerman.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pemerintah Jerman terpaksa mengeluarkan permintaan maaf setelah menghapus Israel dari peta militer yang diterbitkan sebagai bagian dari laporan militer.

Citra Satelit Tunjukkan Ribuan Tenda Dekat Khan Younis, Israel Bersiap Serang Rafah

Presiden Layanan Kontra-Intelijen Militer atau lebih dikenal dengan singkatan MAD, telah meminta maaf karena menerbitkan rancangan awal laporan tahunan 2019 yang menampilkan wilayah Israel dan wilayah Palestina yang diduduki dengan warna yang sama dengan negara tetangga Yordania.

"Dalam versi pertama 'Laporan Mad', kesalahan dibuat pada peta wilayah operasional Bundeswehr ketika secara grafik mengedit area operasi Yordania, Israel juga secara tidak sengaja diwarnai dan kemudian tertutupi," kata Juru Bicara MAD, Peter Weier dikutip Middle East Monitor, Selasa 12 Mei 2020.

Demi Warga, Perwira Pasukan Naga Hitam TNI Berjibaku Lawan Ular Raksasa di Semak Perbatasan Negara

Penghilangan Israel dari peta yang mencakup Timur Tengah itu terungkap setelah seorang pengguna Twitter bernama Klemens Kohler menuliskan sebuah cuitan. "Dalam laporan publik pertama MAD, Israel tidak ada di peta," tulisnya.

Kementerian Pertahanan Jerman menanggapi klaim bahwa kesalahan itu disebabkan oleh masalah perangkat lunak. "Halo Tuan Kohler, itu memang sebuah kesalahan. Kami akan menyelidiki dan berterima kasih atas informasinya," tulis Kemenhan Jerman.

Mayjen TNI Anton Resmi Jabat Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Gantikan Mayjen Haryanto

Pihak MAD mengatakan penyelidikan menyimpulkan bahwa kesalahan itu disebabkan oleh kurangnya ketelitian dan kontrol kualitas yang tidak memadai sehingga bukan tindakan yang disengaja atau niat politik.

"Saya secara intensif bertukar pandangan tentang kesalahan ini dalam percakapan pribadi dengan karyawan yang bertanggung jawab. Saya sangat menyesalkan kejadian ini dan secara tegas meminta maaf. Itu seharusnya tidak terjadi pada dinas kontra-intelijen militer yang memerangi antisemitisme dan ekstremisme. Kami akan meningkatkan manajemen kualitas kami untuk publikasi," kata Presiden Layanan Kontra-Intelijen Militer Dr Christof Gramm.

Baca juga: Kota Shulan di China Lockdown, Muncul Klaster COVID-19 Baru

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya