Waspada Ada Gejala Sindrom Misterius Terkait COVID-19 Serang Usia 20

Virus corona COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Wabah virus corona yang melanda hampir sebagian besar negara-negara di dunia belum juga berakhir. Baru-baru ini bahkan ditemukan sebuah sindrom peradangan misterius yang dikaitkan dengan COVID-19. Sebelumnya, sindrom ini dilaporkan telah menyerang anak-anak. Tapi belakangan, sindrom ini juga muncul pada orang dewasa muda di awal usia 20-an. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dikutip laman Live Science, para dokter kini telah mendiagnosis sindrom tersebut pada seseorang berusia 20 tahun di San Diego dan seseorang lagi berusia 25 tahun di Long Island, New York, menurut The Washington Post. 

Beberapa kasus tambahan telah dilaporkan pada pasien berusia 20-an awal yang dirawat di rumah sakit di Langone Medical Center Universitas New York di New York City Post melaporkan.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Gejala sindrom misterius ini dijuluki sebagai sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak (MIS-C), dan gejalanya bisa bervariasi. Tetapi, pada umumnya, mereka yang mengalami sindrom inflamasi ini cenderung memiliki gejala yang mirip dengan yang ditemukan pada penyakit Kawasaki, penyakit anak langka yang menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah, dan dalam kasus-kasus serius dapat menyebabkan kerusakan jantung seperti yang dilaporkan Live Science sebelumnya melaporkan. 

Baca Juga: Jokowi Posting Ilustrasi Pria Salat Tuai Kritik, Roy Suryo Menganalisa

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, gejala yang dimaksud termasuk demam, sakit perut, muntah, diare, sakit leher, ruam, mata merah dan kelelahan. 

Pada anak-anak kecil, gejala-gejala sindrom ini lebih menyerupai penyakit Kawasaki, tetapi remaja dan dewasa muda tampaknya memiliki lebih banyak respon inflamasi yang melibatkan jantung dan organ-organ lain. 

"Yang lebih tua mengalami perjalanan yang lebih parah," kata Dr. Jennifer Lighter, seorang dokter penyakit menular anak di NYU Langone. 

Ada kekhawatiran bahwa sindrom ini mungkin sulit didiagnosis pada orang dewasa. Ini, lantaran sebagian besar dokter yang bukan spesialis anak, tidak pernah melihat kasus penyakit Kawasaki.

Dokter di Rumah Sakit Anak, Rady Children's Hospital di San Diego, tempat pasien berusia 20 tahun itu didiagnosis, sekarang sedang menyiapkan sistem bagi staf untuk memeriksa orang dewasa terhadap penyakit tersebut, dan mereka berbicara dengan pejabat kesehatan untuk mencoba memperluas peringatan tentang sindrom tersebut. 

Dokter penyakit dalam dewasa bahkan dinilai perlu menyadari adanya gejala sindrom inflamasi ini. "Bahwa mungkin ini akan terjadi," kata Dr. Jane Burns, direktur Klinik Penyakit Kawasaki di Rumah Sakit Anak Rady.

Banyak pasien dengan MIS-C memiliki antibodi terhadap coronavirus baru, dan bukan infeksi aktif, yang menunjukkan bahwa sindrom ini mungkin merupakan hasil dari respon imun yang tertunda terhadap virus.

Sejauh ini, lebih dari 20 negara telah melaporkan kasus MIS-C, dengan total kasus AS diperkirakan beberapa ratus.New York City sendiri telah melaporkan 89 kasus yang dikonfirmasi, dengan 157 kasus sedang diselidiki. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya