3 Jenis Virus Corona dari Kelelawar Hidup Masih Ada di Lab Wuhan

Institut Virologi Wuhan
Sumber :
  • Business Insider

VIVA – Institut Virologi Wuhan di China mengakui, bahwa di tempatnya terdapat 3 jenis virus Corona dari kelelawar hidup. Namun, 3 jenis virus itu tidak cocok dengan kasus penularan yang telah terjadi di dunia.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Direktur Institut Virologi Wuhan, Wang Yanyi, mengatakan, pada awalnya ilmuwan berpikir bahwa virus Corona berasal dari kelelawar, yang bisa menular ke manusia melalui binatang mamalia.

Hal ini sekaligus, kata Wang, membantah tudingan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyebut bahwa virus Corona berasal dari Institut Virologi Wuhan akibat adanya kebocoran. Bahkan, Wang mengatakan, pernyataan itu merupakan fabrikasi murni.

China Gelar Kompetisi Sunat Online, Diikuti Puluhan Dokter Bedah

Kepada stasiun televisi CGTN, Wang menjelaskan, virus Corona yang berada di institusinya masih hidup dan belum bocor. Sebab, pihaknya dengan mengisolasi beberapa jenis virus Corona dari kelelawar hidup.

"Kami telah mengisolasi dan memperoleh beberapa virus Corona dari kelelawar. Sekarang kami memiliki 3 jenis virus hidup, tapi kesamaan tertinggi mereka dengan SARS-CoV-2 hanya mencapai 79,8 persen," kata Wang.

Mobil Baru BYD Rp200 Jutaan Mulai Dikirim ke Diler

Baca Juga: Kesedihan Dokter di Tengah Pandemi, Rayakan Idul Fitri di Rumah Sakit

Wang menambahkan, bahwa penelitian terkait virus dari kelalawar telah dilakukan sejak 2004 lalu. Tim peneliti ini dipimpin langsung oleh Profesor Shi Zhengli, yang berfokus pada penelusuran sumber SARS, serta ketegangan di balik wabah lain selama hampir 2 dekade.

"Kita tahu bahwa seluruh genom SARS-CoV-2 hanya 80 persen mirip dengan SARS. Ini merupakan perbedaan yang sangat jelas. Jadi, dalam penelitian Profesor Shi yang lalu, mereka tidak memperhatikan virus seperti itu, yang kurang mirip dengan virus SARS," ujarnya.

Rumor konspirasi bahwa laboratorium keamanan hayati itu terlibat telah menjadi konsumsi para netizen di dunia maya selama berbulan-bulan setelah Trump menyebut ada teori tersebut ke dalam arus utama dengan mengklaim berbagai bukti patogen yang berasal dari Institut Virologi Wuhan.

Institut Virologi Wuhan pernah mengatakan, bahwa mereka telah menerima sampel virus yang tidak diketahui pada 30 Desember 2019. Mereka pun baru menentukan urutan genom virus pada 2 Januari 2020 dan menyerahkan informasi mengenai patogen ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Januari 2020.

Wang menjelaskan, sebelum pihaknya menerima sampel pada bulan Desember, tim mereka tidak pernah menemukan, meneliti, ataupun menyimpan virus.

"Faktanya, seperti orang lain bilang, kita tidak tahu bahwa virus itu ada. Jadi, bagaimana itu bisa bocor dari lab kita ketika kita tidak pernah memilikinya?" ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya