Insiden George Floyd, Trump Singgung Kelemahan Wali Kota Minneapolis

Unjuk rasa atas meninggalnya George Floyd.
Sumber :
  • aljazeera.com

VIVA – Warga Amerika tengah meminta keadilan atas kematian warganya yang berkulit hitam berusia 46 tahun George Floyd pada Senin 25 Mei kemarin. Floyd meninggal lantaran leher Floyd dicekik dengan menggunakan lutut di pinggir jalan oleh petugas Kepolisian Minneapolis, Amerika Serikat (AS).

Segini Jumlah Rudal Iran yang Dicegat AS, Inggris dan Yordania Menuju Israel

Hal ini bermula dari adanya tuduhan pemalsuan oleh penjaga toko di mana Floyd tengah berbelanja. Floyd kemudian diringkus oleh petugas Kepolisian tersebut. Namun disebut karena melawan akhirnya salah satu petugas melumpuhkan Floyd dengan keras.

Dalam sebuah rekaman terihat Floyd yang diborgol harus merasakan sakit lantaran lehernya tercekik oleh lutut petugas kepolisian setempat. Floyd kemudian mengaku tidak bisa bernafas, namun dihiraukan oleh petugas hingga akhirnya dia tidak bisa bergerak dan meninggal. 

Rusia Kirim Kapal Perang Rudal Supersonik untuk Lindungi Iran dari Serangan Musuh

Aksi ini kemudian menuai protes dari masyarakat setempat dan berbagai daerah di Amerika. Protes pun berujung anarkis pada Kamis malam di Minneapolis, gedung Kepolisian setempat pun dibakar. Sejumlah pertokoan ditutup untuk mencegah penjarahan. 

Melihat sejumlah aksi di berbagai daerah di  AS, Presiden Donald angkat bicara. Melalui akun Twitter pribadinya @realDonaldTrump yang di-retweet oleh Gedung Putih @TheWhiteHouse, Trump mengaku tidak bisa tinggal diam dengan insiden tersebut.

Iran Punya Hak Balas Dendam ke Israel, Posisi AS Sekarang Mengambang

"Saya tidak bisa diam saja dan menyaksikan hal ini terjadi di kota terbaik, Minneapolis. Kurangnya kepemimpinan entah wali kota yang lemah Jacob Frey, apakah bisa melakukan tindakan dan mengendalikan situasi di kota itu atau saya akan mengirim pasukan nasional & menyelesaikan pekerjaan itu dengan benar," cuit Trump. 

Sontak unggahan tersebut menuai banyak komentar netizen di negaranya.

"Ini (demonstran) bukan preman.  Premannya adalah yang membunuh George Floyd dan belum diadili.  Dia membunuh seorang pria dan pada dasarnya belum dituntut.  Persetan denganmu karena lebih mengkhawatirkan para pembunuh daripada mereka yang memperjuangkan keadilan," kata netizen. 

"Daripada mengancam akan menembak para demonstran dan menyebut mereka penjahat, Trump harus menggunakan kekuatannya untuk mempercepat membawa Derek Chauvin dan tiga petugas polisi lainnya ke pengadilan.  Jika kita ingin menjadi negara yang mengikuti aturan hukum, orang-orang itu tidak bisa lolos dari pembunuhan," komentar lainnya.

"Mengapa mereka tidak menangkap petugas itu dan melakukan sesuatu untuk menenangkan semua ini?  Sejauh ini saya telah melihat mereka telah dipecat dan sekarang para petugas melindungi rumah para pembunuh.  Saya tidak heran orang-orang kota marah.  Tangkap si pembunuh," komentar yang lainnya. 

Sebelumnya, melalui akun Twitter Donald Trump juga menjanjikan keadilan bagi keluarga Floyd.

“Saya telah meminta agar penyelidikan ini dipercepat dan sangat menghargai semua pekerjaan yang dilakukan oleh penegak hukum setempat. Hati saya tertuju pada keluarga dan teman George. Keadilan akan dilayani!”kata Trump

Baca juga: BPK RI Pecat CPNS Disabilitas di Sumbar Padahal Sudah Orientasi


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya