Mengerikan, Kebrutalan Polisi AS Tewaskan 7 Ribu Lebih Sipil

Polisi injak kepala George Floyd.
Sumber :
  • aljazeera.com

VIVA – Sepanjang tahun 2013 hingga 2019, polisi di Amerika Serikat telah menewaskan 7.666 orang berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Mapping Police Violence, sebuah kelompok penelitian dan advokasi.

Pada 25 Mei 2020 lalu, George Floyd, seorang warga Minnesota berusia 46 tahun, tewas terbunuh akibat ulah kebrutalan polisi setempat. Kematian Floyd mendorong ribuan pengunjuk rasa turun ke kota-kota di berbagai wilayah di AS yang menuntut keadilan dan mengakhiri kekerasan polisi.

Jumlah korban tewas oleh polisi di Amerika Serikat secara tidak proporsional mempengaruhi warga keturunan Afrika-Amerika. Meskipun hanya merupakan 13 persen dari populasi di AS, namun orang kulit hitam di AS dua kali lebih mungkin dibunuh oleh polisi, ketimbang orang kulit putih.

Dilansir Al Jazeera, tidak mengherankan tiga negara bagian terbesar yakni California, Texas dan Florida memiliki jumlah total pembunuhan orang kulit hitam tertinggi oleh petugas polisi. Setelah angka-angka ini disesuaikan dengan ukuran populasi dan demografi, di hampir setiap negara bagian, orang Afrika-Amerika menghadapi risiko yang jauh lebih tinggi untuk dibunuh oleh petugas polisi daripada orang kulit putih AS.

Diketahui, orang Afrika-Amerika hanya terdiri dari 1.06 persen dari populasi. Namun jumlah total pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam di negara bagian itu hampir 10 persen selama tujuh tahun terakhir.

Sementara itu di Minnesota, orang kulit hitam AS hampir empat kali lebih mungkin terbunuh oleh penegak hukum, dengan korban kulit hitam berjumlah 20 persen dari mereka yang terbunuh, meskipun hanya terdiri dari 5 persen dari keseluruhan populasi.

Donald Trump Jual Sneakers 'Emas', Tak Lama Setelah Didenda Rp5,56 Triliun

Baca juga: KPK Tangkap Nurhadi dan Menantunya

Ilustrasi narkoba.

Penyebaran Narkoba Jenis Fentanil Jadi Ancaman Global

Meningkatnya jumlah obat-obatan sintetik yang mengkhawatirkan, khususnya Fentanil, telah menjadi penyebab utama kematian di kalangan warga AS berusia 18-45 tahun.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024