Rumah Ibadah, Sekolah dan Gym Zona Baru Penularan Corona di Korsel

Petugas medis di Korea Selatan
Sumber :
  • foxnews

VIVA – Korea Selatan telah membuka kembali pembatasan jarak pencegahan penularan virus Corona COVID-19 pada 6 Mei 2020 lalu. Berbagai tempat umum, tempat ibadah, dan sekolah pun telah dipersiapkan untuk memulai kembali. Bahkan perkantoran telah berjalan seperti biasanya. 

Terungkap! Ini Hasil Autopsi Kematian Park Boram

Namun, ternyata kebijakan pemerintah Korea Selatan untuk melonggarkan pembatasan jarak justru memunculkan klaster-klaster penyebaran baru. 

"Namun memang sejak relaksasi tanggal 6 mei itu kemudian ternyata muncul klaster-klaster penyebaran baru," ujar Dubes RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi dalam salah satu diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu, 13 Juni 2020.

Taeyong Resmi Wajib Militer, Dapat Dukungan Hangat dari Anggota NCT

Umar menyampaikan jika sebelum 6 Mei itu pertambahan kasus tinggal 1 digit di bawah 10. Bahkan beberapa hari sempat tidak ada penambahan kasus sama sekali. 

"Tapi ternyata setelah direlaksasi muncul klaster-klaster baru terutama di Kota seoul, Kota Inchon, dan Provinsi Gionbi di sekeliling seoul," katanya. 

Daud Kim, YouTuber Terkenal Asal Korea Selatan Ini Gigih Bangun Masjid di Incheon

Penambahan kasus setelah pelonggaran itu justru meningkat dari 50 hingga 90 kasus positif per harinya. Sejak saat itu 29 Mei Korea Selatan kembali memperketat pembatasan jarak antarorang. Tempat umum pun kembali ditutup. 

"Jadi kembali seperti tempat-tempat ibadah disarankan tidak melakukan kegiatan, tempat museum-museum ditutup lagi, jadi memang ada risikonya dari relaksasi social distancing itu," ucapnya. 

Namun meski klaster-klaster baru telah ditemukan kembali otoritas kesehatan Korea Selatan cukup siap dengan hal itu. Terutama saat melakukan isolasi, testing, dan tracking yang cukup cepat. Sehingga masyarakat juga tidak khawatir dan kegiatan sudah berjalan seperti biasa. 

"Tapi ini kan new normal. Memang sekarang misalnya naik angkutan umum wajib pakai masker, kalau dia enggak pakai masker si sopir bus bisa menolak. Terus sekolah-sekolah yang sudah berjalan sehari-hari sangat detail pengaturannya. Kemudian tempat ibadah kalaupun melakukan kegiatan ibadah sangat ketat sekali aturan protokol kesehatannya," ucapnya. 

Umar pun mengingatkan jika ada tempat yang cukup rawan terjadi klaster baru yang utama adalah tempat hiburan malam kemudian tempat ibadah. 

"Ini ironis, jadi beberapa gereja di sekitar Seoul itu sekarang menjadi tempat penyebaran baru. Yang ketiga baru sekolah, sarana-sarana pendidikan seperti tempat kursus. Keempat itu sarana olahraga, gym (fitness center). Baru berikutnya perkantoran dan toko-toko dan mal," katanya. 

Baca juga: Update Corona Indonesia 13 Juni 2020: 37.420 Kasus, 2091 Meninggal
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya