COVID-19: Program Belajar Bahasa Indonesia di Australia Terancam Batal
- abc
Larangan bepergian ke luar negeri karena pandemi virus corona telah membuat sedih warga Australia yang memiliki hubungan kuat dengan Indonesia, termasuk mereka yang hendak belajar bahasa dan budaya Indonesia.
KP ACICIS
- Alumni ACICIS mengaku sangat diuntungkan dengan pengalaman belajar langsung di Indonesia
- Budaya Indonesia perlu diperkenalkan dengan kekinian untuk menarik minat
- Pelajar Australia yang belajar di Indonesia masih sedikit dibanding pelajar Indonesia di Australia
"Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies", atau ACICIS, adalah konsorsium yang sejak berdiri di tahun 1994 telah menyediakan kesempatan bagi 3.000 mahasiswa Australia untuk belajar dan bekerja di Indonesia selama satu semester atau enam bulan.
Sejak Pemerintah Australia mengeluarkan larangan untuk warganya pergi ke luar negeri, ACICIS seolah "lumpuh" dan "terancam punah".
Mereka mengaku telah kehilangan 90 persen pendapatan tahunannya, yang setara dengan pembayaran dari 500 orang mahasiswa.
Hal ini disayangkan oleh Liam Prince, Direktur Konsorsium ACICIS, yang melihat organisasi tersebut sebagai "hasil kerja keras, energi, dan kreativitas dari banyak pihak selama 25 tahun".
"Saya pastinya masih akan tetap memperjuangkan agar organisasi ini tidak tutup secara permanen," kata Liam dalam wawancara via telepon bersama Natasya Salim dari ABC News.
Liam Prince mengatakan tengah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Australia dan pihak universitas demi mempertahankan ACICIS.
Koleksi pribadi
Mendapat kerja karena kemampuan Bahasa Indonesia