Ditemukan 1500 Kasus Positif COVID-19, Jerman Lockdown Satu Kota

Virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Setelah sempat melakukan pelonggaran, Jerman kembali memberlakukan lockdown untuk memutus mata rantai COVID-19. Lockdown diberlalukan di dua distrik negara bagian Rhine-Westphalia Utara. Lockdown diberlakukan kembali menyusul adanya temuan kasus positif baru COVID-19 di sebuah rumah potong hewan. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Perdana Menteri Guetersloh, Armin Laschet mengatakan bahwa kasus ini bermula pada Selasa pagi ditemukan adanya lebih dari 1.500 karyawan di rumah pemotongan daging Tonnies, barat daya kota Gutersloh, yang dinyatakan positif COVID-19. 

Armin Laschet mengatakan lockdown di distrik Gutersloh akan berlangsung hingga 30 Juni 2020. Bukan itu saja, beberapa jam setelah pengumuman tersebut, distrik Warendorf yang juga berdekatan tetangga juga dengan distrik Gütersloh, juga akan memberlakukan lockdown sebagai langkah untuk melindungi rakyat.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ini adalah pertama kalinya pemberlakuan lockdown kembali di Jerman sejak negara itu mulai mencabut pembatasan nasional pada bulan Mei.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Menguat di Tengah Wabah COVID-19

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Di dua distrik, bar, museum, bioskop, dan gym harus ditutup, dan restoran hanya bisa menyajikan makanan untuk dibawa pulang. Selain itu, dua distrik tersebut juga memberlakukan social distancing secara ketat. Sedangkan, sekolah-sekolah dan pembibitan (kebun) telah ditutup di Gütersloh, sedangkan di Warendorf akan tutup pada hari Kamis.

Selain itu, pemerintah setempat juga memberlakukan karantina wajib untuk semua karyawan di pabrik Tonnies. Sebanyak tiga unit polisi dikerahkan untuk menegakkan tindakan. 

Pihak berwenang juga telah memasang pagar logam di sekitar bangunan tempat tinggal di mana staf pabrik tinggal dan mendistribusikan makanan kepada lebih dari 7.000 karyawan. Pemerintah setempat juga telah menyiapkan penerjemah untuk menjelaskan situasi tersebut, mengingat sebagian besar dari para karyawan di sana adalah pendatang.  

Semua operasi di lokasi pengemasan daging sendiri diketahui telah ditutup pada Rabu lalu.  Seorang juru bicara Grup Tonnies pun telah meminta maaf terkait insiden tersebut, meskipun Laschet pada hari Selasa menuduh perusahaan tersebut kurang melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk mencegah kejadian tersebut. 

Akibat temuan ini, masyarakat di kedua daerah tersebut dilarang untuk meninggalkan daerah tersebut, tetapi Laschet mengimbau penduduk setempat untuk tidak bepergian ke distrik lain.

Baca Juga: Studi: Jenis Golongan Darah Bisa Jadi Faktor Parahnya COVID-19

Dilansir dari laman BBC, insiden ini bukan satu-satunya wabah lokal di negara tersebut.  Sebuah blok menara telah ditempatkan di bawah karantina di kota Gottingen di Jerman tengah, dan polisi dikirim untuk menjaga ketertiban pada hari Sabtu setelah beberapa warga berusaha keluar.

Kepala badan kesehatan Robert Koch Institute (RKI), Lothar Wieler, mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa negara itu berisiko terkena gelombang kedua infeksi tetapi mengatakan dia optimis bahwa ini dapat dicegah.

Saat ini tingkat reproduksi, atau R-number (berapa banyak orang yang rata-rata akan menularkan virus ke orang lain) di Jerman diperkirakan 2,76. Angka R harus di bawah satu agar tingkat infeksi turun tetapi pihak berwenang telah menekankan bahwa wabah yang mendorong R tetap terlokalisasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya