Studi Terbaru: Virus Corona Bisa Sebabkan Kerusakan Otak

Ilmuwan melakukan penelitian virus corona baru.
Sumber :

VIVA – Sebuah studi awal pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit ditemukan bahwa virus Corona ini dapat merusak otak. Berdasarkan penelitian awal itu, virus Corona dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke, peradangan, psikosis dan gejala mirip demensia pada beberapa kasus yang parah.

Artis hingga Komedian Inggris Minta Pemerintahnya Setop Ekspor Senjata ke Israel

Peneliti mengungkapkan bahwa temuan ini merupakan pandangan terperinci pertama pada berbagai komplikasi neurologis akibat COVID-19, kata para peneliti. Mereka juga mengungkapkan perlunya penelitian yang lebih besar untuk menemukan mekanisme komplikasi akibat virus itu dan membantu mencari perawatan yang tepat. 

"Ini adalah potret penting dari komplikasi yang berhubungan dengan otak akibat COVID-19 pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Sangat penting bahwa kami terus mengumpulkan informasi untuk benar-benar memahami virus ini sepenuhnya," kata seorang profesor Universitas London yang juga memimpin penelitian ini, Sarah Pett seperti dikutip dari laman Asia One

Declan Rice Bujuk Dua Bintang Inggris untuk Rayu Ben White Kembali ke Timnas

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Psychiatry pada hari Kamis, melihat secara rinci pada 125 kasus dari seluruh Inggris. Peneliti utama Benedict Michael, dari Liverpool University, mengatakan penting untuk dicatat bahwa penelitian tersebut berfokus pada kasus yang parah.

Data tersebut dikumpulkan pada rentang tanggal 2 April hingga 26 April 2020 ketika penyakit ini menyebar secara besar di Inggris. Dari temuan tersebut diketahui, 77 dari 125 pasien mengalami stroke. Dari jumlah tersebut, sebagian besar terjadi pada pasien di atas 60 tahun, dan sebagian besar disebabkan oleh gumpalan darah di otak, yang dikenal sebagai stroke iskemik.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Studi ini juga menemukan bahwa 39 dari 125 pasien menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau perubahan perilaku yang mencerminkan kondisi mental yang berubah.  Dari jumlah tersebut, sembilan pasien memiliki disfungsi otak yang tidak spesifik, yang dikenal sebagai ensefalopati, dan tujuh lainnya mengalami peradangan otak atau ensefalitis.

Michael mengatakan temuan itu merupakan langkah awal yang penting untuk mendefinisikan efek COVID-19 pada otak.

"Kami sekarang membutuhkan studi terperinci untuk memahami mekanisme biologis yang mungkin, sehingga kami dapat mengeksplorasi perawatan potensial, "katanya.

Baca juga: Viral Video Seks Pasukan Perdamaian di Mobil Dinas PBB
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya