Pemerintah Inggris Ingatkan Uni Eropa, Tak Mau Brexit Diundur

Menlu RI, Retno Marsudi, dan Menlu Inggris, Boris Johnson, di London.
Sumber :
  • Dok. Kementerian Luar Negeri RI

VIVA – Pemerintah Inggris menyatakan, tak mau jika tenggat waktu untuk Brexit kembali diundur hingga 31 Oktober 2019. Hal tersebut, yang akan disampaikan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dalam pertemuannya hari ini, Senin 16 September 2019, dengan Presiden Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker.

Serang Israel, Uni Eropa Bakal Jatuhi Iran Sanksi

Dilansir laman BBC, pertemuan makan siang tersebut pertama kali dilakukan kembali setelah pertemuan terakhir dengan PM Inggris dilakukan Presiden Komisi Uni Eropa tersebut pada Juli 2019.

Pemerintah Inggris akan menyampaikan bahwa mereka akan sepakat tenggat waktu 18 Oktober 2019 setelah dilangsungkannya Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa. Namun jika tak diterima maka pemerintah Inggris tak akan menerima adanya opsi pengunduran kembali Brexit.

Marah Iran Serang Israel, Uni Eropa Akan Jatuhi Sanksi Baru

"Pengunduran waktu lagi adalah sebuah kesalahan. Hal ini bukan soal memundurkan waktu, namun juga tenaga dan pengeluaran besar," dirilis pemerintah Inggris.

Negosiator Brexit untuk Uni Eropa, Michel Barnier disebutkan akan hadir dalam pertemuan makan siang dengan pemerintah Inggris itu. Sementara itu, PM Johnson akan didampingi Sekretaris Brexit, Steve Barclay. PM Johnson menurut Barclay optimistis bahwa kesepakatan Brexit tanpa penundaan akan bisa disepakati kedua belah pihak.

Jangan Panik Jika Siang Nanti Langit Mendadak Berubah Malam

Namun, Michel Barnier menilai, tak ada alasan yang cukup kuat yang memberi alasan bagi pemerintah Inggris optimistis. Sementara itu, Parlemen Inggris sudah meloloskan undang-undang yang mewajibkan PM Inggris meminta penundaan tenggat hingga 31 Oktober, apabila tidak dicapai kesepakatan tenggat waktu 19 Oktober 2019.

PM Johnson, menilai banyak anggota Parlemen yang memang ingin menghancurkan Brexit. Dia kemudian berjanji akan berusaha mati-matian mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa.

Simulasi Makan Siang di Tangerang, Menko Airlangga Hartarto

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diperkirakan membutuhkan 6,7 juta ton beras per tahunnya.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024