WHO Terima Usul RI Soal Hari Hepatitis Dunia

VIVAnews - Para anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima  usulan delegasi Indonesia, yang menetapkan tanggal 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Dunia dalam rangkan membangun momentum memerangi hepatitis di manca negara.

Demikian salah satu hasil Sidang Badan Eksekutif WHO ke-126 di Jenewa, Swiss, Sabtu 23 Januari 2010 waktu setempat. Sidang secara konsensus juga menyetujui rancangan resolusi/keputusan usulan Delegasi Indonesia (Delri) dan Delegasi Brazil mengenai viral (virus) hepatitis yang telah diperdebatkan selama 2 hari.

Menurut Acep Somantri, Sekretaris Pertama dari Kantor Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Jenewa, Dewan Eksekutif menilai penting resolusi tersebut untuk mendorong peningkatan kerjasama global dalam pencegahan dan penanganan penyakit hepatitis.

Menteri Kesehatan RI, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, dalam pernyataan di hadapan Dewan Eksekutif WHO, 21 Januari 2010, menjelaskan pentingnya resolusi untuk membantu negara-negara berkembang meningkatkan kemampuan pencegahan dan penanganan penyakit hepatitis.

Resolusi akan mendorong pentingnya kerjasama dan bantuan teknik untuk survailans, serta akses dan harga vaksin hepatitis B yang terjangkau, dan akses universal terhadap pengobatan, khususnya di negara berkembang. “Dengan disahkannya resolusi/keputusan ini akan meningkatkan peran WHO dan mendorong semua negara melakukan pencegahan dan penanganan hepatitis”, kata Sedyaningsih.

Sementara itu, anggota Delegasi RI, Dr. David H. Muljono, menjelaskan bahwa diperkirakan 500 juta manusia di dunia terinfeksi hepatitis B dan C, dan lebih dari 600 ribu orang di dunia meninggal akibat komplikasi dari hepatitis B dan C setiap tahunnya.

Data WHO menunjukkan bahwa dari berbagai penyebab kanker, 5 – 10% disebabkan oleh hepatitis B dan C. Dari seluruh carrier hepatitis B di dunia, sekitar 75% terdapat di wilayah Asia-Pasifik. Di Indonesia sendiri, diperkirakan sekitar 10% merupakan carrier hepatitis B.

“Melihat data yang ada, tepatlah bila menjadikan hepatitis sebagai salah satu agenda kesehatan global. Pengobatan  hepatitis B dan C, terutama yang mengalami komplikasi, membutuhkan biaya yang sangat mahal dan belum tentu memuaskan," kata Muljono.

Usaha pencegahan termasuk imunisasi merupakan pilihan yang lebih tepat dan karenanya merupakan salah satu strateginya dengan menetapkan Hari Hepatitis Dunia pada tanggal 28 Juli untuk membangun kepedulian masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan hepatitis”, lanjut Muljono.

Tanggal tersebut diambil dari tanggal kelahiran Dr. Baruch S. Blumberg yang menemukan virus hepatitis B dan mengembangkan vaksin hepatitis B untuk pertama kalinya. Atas penemuan tersebut, pada tahun 1976, Dr. Blumberg dianugerahi hadiah Nobel.

“Keberhasilan Indonesia memperjuangkan resolusi viral hepatitis sekali lagi menunjukkan pentingnya diplomasi kesehatan dalam mendorong pembangunan kesehatan nasional, khususnya pencegahan dan penanganan hepatitis secara nasional melalui peningkatan kerjasama dan dukungan kerjasama pada tingkat global”, kata Wakil Tetap RI di Jenewa, Duta Besar Dian Triansyah Djani.

Sidang Badam Eksekutif WHO ke-126 yang bersidang tanggal 18-23 Januari 2010 membahas berbagai isu kesehatan global dan manajemen WHO yang akan menjadi keputusan Sidang World Health Assembly ke-63 bulan Mei 2010.

Dewan Eksekutif WHO terdiri dari 34 negara, termasuk Indonesia, yang dipilih untuk membahas dan memberikan arah bagi pengambilan keputusan dan kebijakan mengenai penanganan kesehatan global dan manajemen WHO.

Wapres Ma’ruf Amin Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Diisi Kalangan Profesional
Gus Muhdlor selalu menundukan kepalanya saat pakai baju tahanan korupsi

Uang Haram Potong Insentif di Pemkab Sidoarjo Diserahkan Anak Buah Gus Muhdlor lewat Sopir

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor ditahan oleh KPK atas dugaan kasus korupsi pemotongan insentif pegawai BPPD di Sidoarjo, Jawa Timur.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024