Krisis Maskapai Penerbangan

Qantas Pereteli Kursi "First Class"

VIVAnews - Krisis keuangan global turut memukul para maskapai penerbangan internasional. Maka, untuk menyiasati agar pemasukan tetap berjalan, ada maskapai yang berani berencana mengurangi layanan untuk penumpang Kelas Satu (First Class).

Rencana itu mulai diterapkan oleh Qantas. Maskapai asal Australia itu akan memangkas dua pertiga dari total kursi penumpang First Class di seluruh armadanya, yaitu dari 30 kursi menjadi 12 kursi.

Menurut laman harian The Australian, Senin 1 Februari 2010, perombakan itu masuk dalam anggaran rekonfigurasi Qantas sebesar US$400 juta. Dengan demikian para penumpang tak bisa lagi duduk di kursi First Class di sebagian besar rute penerbangan jarak jauh Qantas.

Menurut seorang juru bicara Qantas, layanan Kelas Satu hanya dipertahankan untuk rute-rute tertentu, seperti Sydney - Los Angeles dan Sydney - London via Singapura.

Juru bicara, yang tidak mau diungkapkan namanya itu, menyatakan bahwa Qantas sudah melakukan pendekatan dengan sejumlah produsen pesawat, seperti Boeing dan Airbus, perihal rencana penghapusan kursi-kursi First Class.

Kepala Eksekutif Korporat, Alan Joyce, mengungkapkan bahwa rencana yang sudah bergulir selama berbulan-bulan itu baru akan diumumkan secara resmi dalam beberapa pekan mendatang.     

Joyce juga mengaku bahwa bisnis Qantas untuk penerbangan internasional masih terpukul oleh krisis keuangan global. Namun, untuk layanan domestik, bisnis Qantas mulai pulih. Qantas kembali memperoleh pendapatan berkat layanan untuk kelas Bisnis.

Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga
bendera LGBTQ

Dominica Court Lifts Same-sex Relationship Ban

Dominica's High Court has lifted a ban on consensual same-sex relations in the Caribbean island nation.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024