3 Strategi Sukses Korea Selatan Hadapi Pandemi COVID-19

Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi dalam VIVATalk bertema “Hidup di Tengah Pandemi COVID-19: Belajar dari Pengalaman Korsel” Selasa 7 Juli 2020
Sumber :

VIVA – Pemerintah Korea Selatan mencatat kesuksesan penanganan Virus Corona COVID-19 dalam sebulan terakhir. Meski sempat mengalami lonjakan kasus pasien positif COVID-19 pada pertengahan Februari lalu, namun kini dari 13.811 kasus positif, sekitar 11.914 di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Profil Daud Kim YouTuber Korea yang Dituding Bangun Masjid Hanya Demi Konten

Baca juga: Dua Farmasi Korsel Kerja Sama dengan RI Kembangkan Vaksin COVID-19

Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, mengatakan pemerintah dan masyarakat Korsel punya strategi dan cara penanganan yang baik untuk ditiru, dalam penanganan penyebaran virus corona. Hal pertama yang bisa dicontoh adalah kesiapsiagaan. Dubes Umar menyebut tingkat kesiapsiagaan di Korea Selatan begitu tinggi dan didukung dengan kebiasaan atau kebijakan yang memang sudah berlaku sebelumnya.

"Contohnya soal masker. Masker itu di Korsel sudah biasa dipakai. Dari waktu ke waktu di kota besar seperti di Seoul itu disarankan pakai masker apalagi kalau ada pengumuman dari pemerintah bahwa akan ada polusi tinggi," kata Umar dari ruang kerjanya di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul dalam webinar VIVA Talk bertema “Hidup di Tengah Pandemi COVID-19: Belajar dari Pengalaman Korsel”, Selasa 7 Juli 2020.

Pemerintah Korea Selatan juga telah memiliki sistem emergency alert yang bisa mengirimkan notifikasi ke ponsel warganya, bahkan sebelum pandemi terjadi. Alat kesehatan di Korsel juga cukup lengkap, bahkan hanya dalam tempo 2-3 minggu, pemerintah Korsel sudah mampu membuat alat PCR test dengan kualitas yang bagus.

Kedua adalah koherensi kebijakan. Menurut Dubes Umar, sistem kebijakan yang berlaku di Korsel baik itu secara vertikal dari tingkat presiden hingga tingkat pemerintahan terendah, maupun secara horisontal antar kementerian, sangat seragam.

"Jadi semuanya mengacu pada scientific leadership atau kepemimpinan yang didasarkan pada data ilmiah. Jadi tidak ada kementerian yang tiba-tiba mengeluarkan ketentuan, tapi tidak sejalan dengan kebijakan lain. Semua data yang ada juga sangat transparan," ungkap ,mantan Konsul Jenderal RI di Los Angeles Amerika Serikat itu.

Ketiga, yakni tingkat kepercayaan publik yang berujung pada partisipasi dan tanggung jawab. Dubes Umar menyebut masyarakat di Korsel sangat mempercayai otoritas pemerintahan, lantaran semua informasi yang sangat jelas dan transparan. Hal ini yang juga berkontribusi pada kemampuan negara mengendalikan wabah pandemi.

"Misalnya ketika di Daegu menjadi epicentrum wabah, orang berbondong-bondong membantu, tanggung jawab publik tinggi. Juga misalnya ketika ada yang punya toko, kalau ada orang mau belanja nggak pakai masker pasti diusir. Pabrik-pabrik itu juga manajernya sangat bertanggung jawab sampai kalau dari KBRI datang mau menemui warga, itu kita agak tawar menawar. Jadi memang tumbuh rasa tanggung jawab masing-masing orang," lanjut Umar.

Heboh Daud Kim Beli Tanah Untuk Bangun Masjid, Ternyata Hanya Untuk Konten?

Baca juga: Bikin Ngilu, Pose Maharatu Bulutangkis Dunia Pakai Bikini

YouTuber Daud Kim (Jay Kim)

Buntut Kasus Pembangunan Masjid oleh Daud Kim, Federasi Muslim Korea Ingatkan Hal Ini

Daud Kim telah membeli tanah di daerah Incehon Korea Selatan untuk dibangun sebuah masjid. Namun sayangnya, tindakan Daud Kim banyak ditentang umat muslim Korea Selatan

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024