Sukses Normalkan Hubungan Israel-UEA, AS Incar Negara Arab Lain

VIVA Militer: Bendera Israel
Sumber :
  • Moderate Rebels

VIVA – Setelah membantu normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA), pemerintah Amerika Serikat kini berniat mencari negara-negara lain di Teluk Arab untuk menjalin hubungan diplomasi dengan Israel. Penasehat Gedung Putih, Jared Kushner, memulai tur ke ibu kota negara-negara Teluk lainnya untuk mencari lebih banyak dukungan.

Antara Dukungan dan Keberlanjutan Ekonomi Lokal

Di Bahrain tempat markas Angkatan Laut AS untuk wilayah Teluk berada, Kushner bertemu dengan Raja Hamad bin Isa Al Khalifa. Pada pertemuan tersebut, Raja Ahmad memuji peran Uni Emirat Arab dalam membela kepentingan Arab dan Islam.

Di Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Kushner membahas perlunya Palestina dan Israel melanjutkan negosiasi dan mencapai perdamaian yang abadi. Meski tidak ada pernyataan dari pejabat negara-negara tersebut yang menyarankan agar mereka segera mengakui Israel, namun dalam sebuah pernyataan dilaporkan bahwa Kushner telah menyarankan negara-negara Arab lainnya untuk segera menyusul langkah tersebut.

Dewan Keamanan PBB yang Gagal dalam Menjamin Perdamaian Dunia

Baca juga: Studi: Hubungan UEA-Israel Izinkan Yahudi Beribadah di Al Aqsa

Seperti diberitakan sebelumnya, Arab Saudi mengizinkan penerbangan maskapai El Al milik Israel yang membawa delegasi AS dan Israel ke Uni Emirat Arab melewati wilayah udaranya, terlepas dari penolakan publik terhadap normalisasi hubungan UEA-Israel.

Kegagalan Hukum Internasional dalam Menghadapi Kejahatan Perang Israel

Penerbangan LY971 terbang di atas langit Arab Saudi, setelah Riyadh menyetujui permintaan Israel kemarin. Pesawat yang membawa delegasi AS dan Israel ke Abu Dhabi itu bertuliskan kata 'Damai' dalam bahasa Inggris, Arab dan Ibrani.

Dilansir Al Jazeera, kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan UEA atas bantuan Amerika Serikat diumumkan pada 13 Agustus lalu. Ini adalah normalisasi hubungan pertama antara negara Arab dengan Israel dalam 20 tahun terakhir.

Warga Palestina kecewa dengan langkah Uni Emirat Arab karena khawatir langkah tersebut akan melemahkan posisi negara-negara Arab yang telah lama menyerukan penarikan Israel dari wilayah pendudukan Palestina. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya