Logo ABC

Warga Jerman Lebih Takut Trump Ketimbang Virus

India disebut sebagai ancaman berskala besar di tengah pandemi virus corona, dengan angka penularan terbanyak kedua setelah Amerika Serikat.
India disebut sebagai ancaman berskala besar di tengah pandemi virus corona, dengan angka penularan terbanyak kedua setelah Amerika Serikat.
Sumber :
  • abc

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah mengatakan "tak ada pilihan lain selain menarik rem darurat" melihat kondisi pandemi COVID-19 saat ini.

Ibukota akan kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai 14 September.

Sejumlah kegiatan sosial, termasuk di rumah ibadah tidak boleh dibuka, transportasi umum dibatasi, kapasitas mobil pribadi diturunkan hingga 50 persen, seperti yang dijelaskan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Kamis kemarin.

Setidaknya tiga menteri terkait bidang ekonomi di kabinet pemerintahan Joko Widodo telah menyoroti keputusan Anies untuk memberlakukan kembali PSBB, seperti yang dilaporkan Kompas.com.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto mengatakan menarik "rem darurat" akan berpengaruh pada perekonomian, sementara Menteri Perindustrian Agung Gumiwang Kartasasmita mengkhawatirkan keputusan tersebut akan menekan industri manufaktur yang menjadi penyumbang terbesar terhadap perekonomian.

"Tapi yang perlu disampaikan bahwa pemerintah menilai kesehatan masyarakat suatu hal yang tidak bisa ditawar," ujar Agus dalam sebuah konferensi pers.

Sulfikar Amir dari Nanyang Technological University (NTU) mengatakan rumah sakit di Jakarta akan melampaui kapasitasnya bulan ini dan kematian bisa mencapai 3.000 hingga bulan Oktober, jika pemerintah tak mengambil sikap.

"Semakin lama kita tak melakukan apa-apa, semakin sulit untuk memerangi pandemi ini, semakin banyak berjatuhan korban," ujar Sulfikar.