RI Tegaskan Dukung Palestina yang Dikhianati Perjanjian Arab-Israel

Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah
Sumber :
  • VIVA/Dinia Adrianjara

VIVA – Pemerintah Indonesia menegaskan, normalisasi hubungan yang dilakukan Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel tidak akan mengubah posisi Indonesia terhadap Palestina. Indonesia tetap mendukung kemerdekaan Palestina.

Indonesia Sesalkan Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Karena Veto AS

"Bagi Indonesia, penyelesaian isu Palestina perlu menghormati resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa terkait serta parameter yang disepakati secara internasional, termasuk two-state solution," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, dalam keterangan pers virtual, Kamis 17 September 2020.

Faizasyah menegaskan bahwa semua pihak harus memastikan seluruh inisiatif untuk perdamaian tidak menggagalkan keputusan yang dibuat melalui Arab Peace Initiative dan resolusi dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Dewan Keamanan PBB Dikritik karena Gagal Tegakkan Resolusi saat Serangan di Gaza Meningkat

Baca juga: Darah Rinaldi Korban Mutilasi Bermuncratan, Pembunuh Cat Ulang Dinding

"Oleh karena itu, sudah waktunya untuk mempertimbangkan agar inisiatif dan kesepakatan itu diarahkan kepada upaya untuk memulai kembali proses multilateral yang kredibel," ujar dia.

Palestina Kecam Veto AS yang Menghalangi Upaya Keanggotaan Penuh PBB

Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain telah menandatangani perjanjian untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menjadi tuan rumah dalam upacara penandatanganan yang digelar di Gedung Putih.

Kesepakatan tersebut menjadikan mereka sebagai negara Arab ketiga dan keempat yang mengambil langkah untuk menjalin kembali hubungan diplomatik dengan Israel. Dua negara Arab yang telah lebih dahulu mengambil langkah tersebut antara lain Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Menanggapi hal ini, Asisten Menteri Urusan Multilateral Otoritas Palestina, Ammar Hijazi, mengatakan, penandatanganan perjanjian itu adalah hari yang menyedihkan bagi mereka.

"Satu-satunya jalan untuk perdamaian Palestina adalah mengakhiri pendudukan Israel yang brutal ini dan memberikan hak bagi Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri. Tanpa itu tidak ada jalan menuju perdamaian," ujar Hijazi. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya