Profil Diplomat Silvany Pasaribu yang 'Tampar' Delegasi Vanuatu

Diplomat muda Silvany Pasaribu respons tegas delegasi Vanuatu
Sumber :
  • Rilis PJTRI

VIVA – Diplomat muda bernama Silvany Austin Pasaribu, menjadi perbincangan publik setelah dia membacakan penolakan atas tuduhan tak berdasar dari delegasi Vanuatu di Sidang Umum ke-75 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang diarahkan kepada Indonesia.

7 Negara yang Takut dengan Kekuatan Militer Indonesia, Termasuk Israel dan Vanuatu

Dalam hak jawab di sidang umum tersebut, Silvany secara tegas menyayangkan pernyataan Perdana Menteri Vanuatu, Bob Loughman yang berulang kali berusaha menyudutkan Indonesia dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Papua dan Papua Barat.

"Sejujurnya saya bingung bagaimana negara ini terus mengajarkan negara lain, namun melupakan prinsip fundamental sebagaimana diatur dalam Piagam PBB. Untuk melakukan sesuatu yang benar, adalah dengan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan menghormati kedaulatan serta teritorial negara lain," kata Silvany dalam hak jawab di Sidang Umum PBB pada 26 September 2020.

7 Negara Ini Takut dengan Kekuatan Militer Indonesia, Termasuk Belanda dan Israel

Baca juga: Perang Armenia-Azerbaijan Pecah, Darurat Bergema Korban Berjatuhan

Dia juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam etnis, budaya dan bahasa, yang sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia serta menghormati toleransi.

Makin Banyak, 9 Negara Ini Tercatat Paling Benci Indonesia, Kenapa?

"Indonesia telah meratifikasi International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination, sementara Vanuatu sendiri belum meratifikasi konvensi tersebut," ujar Silvany yang diketahui adalah putri kandung salah seorang mantan dubes pula.

Dicukil VIVA dari laman resmi kemlu.go.id, Silvany merupakan diplomat muda yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Kedua Fungsi Ekonomi di Perwakilan Tetap RI untuk PBB yang berkedudukan di New York.

Di awal kariernya sebagai diplomat, Silvany pernah menjabat sebagai Atase Kedutaan Besar RI di London, Inggris. Ia merupakan lulusan jurusan Ilmu Politik dari Universitas Padjajaran, kemudian melanjutkan pendidikan masternya di Universitas Sydney Australia. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya