Turki Mau Kirim Ribuan Milisi Sangar Suriah ke Azerbaijan

Pecah konflik antara Armenia-Azerbaijan
Sumber :
  • Screengrab/Al Jazeera

VIVA – Ribuan pejuang pemberontak Suriah mendaftar untuk bekerja di perusahaan keamanan swasta Turki sebagai penjabat perbatasan di Azerbaijan, saat konflik berkepanjangan antara Baku dan Armenia semakin menunjukkan tanda peningkatan berbahaya.

Terpopuler: Klaim Israel soal Iran Disebut Halu, Ribuan Pendukung Prabowo Siap Jadi Amicus Curiae

Penyebaran ini merupakan tanda meningkatnya keinginan Turki untuk memproyeksikan kekuatan di luar negeri dan semakin meningkatkan eskalasi persaingan regional dengan Rusia.

Saat ini, Turki telah terlibat dalam perebutan kekuasaan yang tidak stabil dengan Rusia dalam konflik di Suriah dan Libya, dan ketegangan diduga akan meluas ke Nagorno-Karabakh.

5 Negara yang Pasok Senjata Terbesar ke Israel untuk Lawan Iran, AS Jadi yang Terbesar

Baca juga: UAS Ulas Cerahnya Masa Depan Penghapal Alquran, Mahfud Sebut Terbukti

Tiga pria di salah satu wilayah yang dikuasai pemberontak Suriah mengaku hampir satu dekade perang dan kemiskinan membuat mereka tertarik mendaftar. Para pemimpin milisi dan perantara, menjanjikan pekerjaan dengan perusahaan keamanan swasta Turki di luar negeri.

Helikopter Militer Kenya Jatuh, Jenderal Ogolla Menjadi Korban

Gaji yang dijanjikan sangat besar dibandingkan yang mereka dapatkan dari pemberontakan Suriah dari Ankara dalam perang melawan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Turki mendukung oposisi Suriah sejak awal perang. Mereka juga menggunakan beberapa pejuang pemberontak sebagai proksi melawan pasukan pimpinan Kurdi, meski dihadapi tuduhan pelanggaran HAM.

Sejak Desember lalu, Ankara juga memfasilitasi pergerakan ribuan pemberontak Suriah ke Libya sebagai tentara bayaran, di mana mereka membantu mengubah gelombang perang saudara untuk mendukung panglima perang yang didukung oleh pemerintah.

Masuknya pejuang asing akan menambah kompleksitas dalam pertempuran antara Yerevan dan Baku atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.

Wilayah ini secara hukum dianggap sebagai bagian dari Azerbaijan, namun dijalankan oleh etnis Armenia sejak mendeklarasikan kemerdekaan pasca-runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. Daerah tersebut menarik perhatian Barat, karena menjadi koridor pipa minyak dan gas utama.

Dilansir dari The Guardian, Turki memiliki ikatan budaya dan ekonomi yang kuat dengan Azerbaijan. sementara Rusia secara tradisional dekat dengan Armenia, tetapi menjalin hubungan dengan elit Baku dalam beberapa tahun terakhir dan menjual senjata ke kedua pihak.

Meski komunitas internasional telah menyerukan deeskalasi dan kembali ke proses diplomatik terkait persoalan sengketa wilayah itu, namun Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Baku mendapat dukungan penuh dari negaranya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya