Logo DW

Armenia-Azerbaijan, Turki Diminta Setop Internasionalisasi Konflik

Umit Bektas/Reuters
Umit Bektas/Reuters
Sumber :
  • dw

Hujan tembakan senjata berat terhadap kota-kota di kawasan yang dikuasai separatis Armenia di Nagorno-Karabakh memicu gelombang pengungsi warga sipil. “Berapa lama lagi kami bisa bertahan? Berapa lama lagi situasinya akan bertahan,” kata seorang penduduk yang berlindung di sebuah kamp di Stepanakert.

Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan sejak 27 September silam merupakan eskalasi konflik paling parah sejak perjanjian damai 1994 yang mengakhiri perang antarjiran di selatan Kaukasus.

Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan yang diduduki kelompok bersenjata etnis Armenia yang didukung pemerintah di Yerevan selama lebih dari seperempat abad.

Stepanakert, ibu kota wilayah separatis itu, termasuk yang paling parah terkena serangan bom dari Azerbaijan. Hingga Selasa (6/10) malam, bunyi ledakan dikabarkan masih terdengar di seluruh penjuru kota.

Saat ini sebagian penduduk kota yang masih bertahan, memilih berlindung di gudang bawah tanah saat kota dihujani bom dari langit.

“Gedung-gedung dan perumahan hancur. Kami sangat takut. Berapa lama lagi ini akan berlangsung?” kata Sida, salah seorang penduduk Stepanakert, kepada kantor berita AP.

Eskalasi konflik ancam warga sipil