AS Koar-koar Korut Mengancam Global karena Punya Rudal Nuklir Baru

Kim Jong-un bertemu Presiden AS Donald Trump di Perbatasan Korea Selatan-Korea Utara.
Sumber :
  • Twitter @Scavino45

VIVA – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper pada Rabu mengatakan program nuklir dan rudal Korea Utara menimbulkan ancaman global setelah Pyongyang meluncurkan rudal balistik antarbenua yang sebelumnya tak terlihat pada parade militer.

Serang Israel, Uni Eropa Bakal Jatuhi Iran Sanksi

Kemunculan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru selama parade akhir pekan di Korea Utara memikat banyak analis Barat. Tetapi para pejabat di Korea Selatan jauh lebih prihatin dengan tampilan sistem roket peluncuran ganda (MLRS) baru dan rudal jarak pendek yang cepat dan dapat bermanuver yang akan ideal untuk menyerang target di Selatan.

Berbicara sebelum memulai pertemuan dengan mitranya dari Korea Selatan di Pentagon, Esper berkata, “Kami setuju bahwa program rudal nuklir dan balistik Korea Utara tetap menjadi ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia."

Menlu Iran soal Senjata Pemusnah Massal: Penggunaan Nuklir Hanya untuk Tujuan Damai

"Amerika Serikat tetap berkomitmen pada keamanan Republik Korea," kata Esper.

Dia menambahkan, bagaimana pun bahwa Korea Selatan dan Amerika Serikat harus menemukan cara yang lebih adil untuk membagi biaya pertahanan sehingga ada keadilan pada pembayar pajak Amerika.

Demi Alasan Keamanan, Polandia Siap Tampung Senjata Nuklir NATO

Presiden AS Donald Trump yang memuji hubungannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berulang kali mengatakan, Seoul harus membayar bagian yang lebih besar dari biaya pasukan militer AS yang ditempatkan di Korea Selatan.

Sekitar 28.500 tentara Amerika dikerahkan di Korea Selatan, yang dianggap sebagai pencegah Pyongyang yang juga mengirimkan pesan ke China tentang pengaruh dan kemampuan AS di Asia.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, mengutip kurangnya tes ICBM oleh Pyongyang tahun lalu, mengatakan kepada wartawan pada Rabu bahwa ada penurunan risiko ke Amerika Serikat dari Korea Utara karena kebijakan keterlibatan Trump. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya