3 Bulan Demonstrasi Anti-pemerintah, Thailand Tetapkan Keadaan Darurat

Para pedemo pro demokrasi memadati jalan saat aksi protes anti pemerintah, pada peringatan 47 tahun pemberontakan mahasiswa tahun 1973, di Bangkok, Thailand, Rabu (14/10/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

VIVA – Pemerintah Thailand menetapkan keadaan darurat, untuk mengakhiri aksi unjuk rasa selama tiga bulan terakhir. Demonstrasi yang dipimpin mahasiswa, menyerukan dilakukannya reformasi monarki dan pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.

2 Transgender Thailand Mencari Pembebasan dari Dinas Wajib Militer

Baca Juga: Erick Thohir: China dan Korsel Naksir Proyek Nikel US$20 Miliar di RI

Penetapan keadaan darurat ini berdampak pada dilarangnya pertemuan lima orang atau lebih, dan publikasi berita atau pesan daring, yang dapat membahayakan keamanan nasional.

8 Negara dengan Penurunan Tercepat di Asia

Demonstrasi memuncak kemarin setelah puluhan ribu orang turun ke jalanan Ibu Kota Bangkok hingga mendirikan tenda di luar kantor perdana menteri. Pemerintah akhirnya bertindak tegas, setelah demonstran menghalangi iring-iringan mobil kerajaan.

"Sangat penting untuk melakukan tindakan mendesak untuk mengakhiri situasi ini secara efektif dan segera, untuk menjaga perdamaian dan ketertiban," kata televisi pemerintah, seperti dilansir Al Jazeera, Kamis, 15 Oktober 2020.

Kecuali Indonesia, Wakil ASEAN Terseok-seok di Piala Asia U-23: Vietnam Babak Belur

Pengumuman itu juga disertai dengan dokumen yang menetapkan langkah-langkah yang berlaku mulai pukul 4 pagi waktu setempat hari ini, yang melarang pertemuan besar dan memungkinkan pihak berwenang untuk melarang orang memasuki area mana pun yang telah ditetapkan. 

Ilustrasi cuaca panas.

Panas Ekstrem Melanda Thailand, 30 Orang Tewas

Thailand mengeluarkan peringatan baru tentang cuaca panas ekstrem dimana pemerintah mengatakan sengatan panas telah menewaskan sedikitnya 30 orang tahun ini.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024