- IndyStar
VIVA – Pemilihan presiden Amerika Serikat akan digelar pada 3 November mendatang. Masyarakat Amerika akan memilih, apakah Donald Trump akan kembali menjabat selama empat tahun ke depan atau akan digantikan penantangnya, Joe Biden.
Biden merupakan kandidat dari Partai Demokrat yang paling dikenal setelah ia sempat menjabat sebagai wakil presiden di era kepemimpinan Barack Obama. Biden telah berkecimpung dalam politik AS sejak tahun 1970-an.
Sejauh ini jajak pendapat nasional adalah salah satu acuan terbaik untuk mengetahui seberapa populer seorang kandidat di seluruh negeri secara keseluruhan. Meski cara ini belum tentu menjadi prediksi akurat tentang hasil pemilihan.
Joe Biden berada lebih unggul dari Donald Trump dalam sebagian besar jajak pendapat nasional sejak awal tahun. Dukungannya lebih tinggi dari 50 persen dalam beberapa bulan terakhir, dan memimpin 10 poin dalam beberapa kesempatan.
Baca juga: Kementerian Keuangan Akan Rombak Sistem Pengelolaan Pensiun
Dalam sistem electoral college yang digunakan AS untuk memilih presiden, setiap negara bagian diberi jumlah suara berdasarkan jumlah anggota yang duduk di kursi Kongres. Sebanyak 538 suara electoral college akan diperebutkan, sehingga seorang kandidat harus mencapai 270 suara untuk menang.
Dilansir dari BBC, jajak pendapat menunjukkan Biden memiliki keunggulan besar di Michigan, Pennsylvania dan Wisconsin. Namun ketiga wilayah itu adalah di mana Trump mendapatkan kemenangan besar pada pemilu 2016. (ase)