Menlu Tegaskan RI Terus Gaungkan Soliditas di KTT ASEAN-PBB

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi
Sumber :
  • Tangkapan layar

VIVA – Pemerintah Republik Indonesia secara konsisten dan tegas terus berupaya menekankan pentingnya soliditas di antara negara-negara ASEAN. Hal itu terus digaungkan dalam berbagai perhelatan, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 ASEAN-PBB.

Bantu Israel Tahan Serangan Teheran, Menlu Iran Temui Menlu Yordania

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengaku, hal itulah yang beberapa kali ditekankan oleh Presiden Joko Widodo, pada kesempatan pidatonya di perhelatan akbar tersebut.

"Isu sentralitas dan soliditas ASEAN juga secara konsisten disampaikan oleh Presiden selama KTT," kata Retno dalam konferensi pers di laman YouTube Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Minggu 15 November 2020.

Menlu Retno Disarankan Segera Kontak Iran Agar Tidak Serang Balik Israel

Baca juga: Bangkai Bus Transjakarta Terbakar karena Proses Pengelasan

Presiden Jokowi, diakui Menteri Retno, terus menekankan bahwa negara-negara ASEAN harus benar-benar menjalankan prinsip-prinsip tersebut secara 'walk the talk'.

Marah Iran Serang Israel, Uni Eropa Akan Jatuhi Sanksi Baru

Pemerintah Indonesia sendiri diakui Retno juga telah berkomitmen untuk secara konsisten terus menjaga sentralitas dan soliditas ASEAN, dan menekankan perlunya kerja sama serupa dari negara ASEAN lainnya.

"ASEAN harus memegang dan melaksanakan prinsip- prinsip yang sudah disepakati bersama. Misalnya, the ASEAN outlook on the Indo-Pacific dan tidak membuka peluang negara manapun untuk menawar prinsip-prinsip tersebut. Sekali lagi, we have to walk the talk," ujarnya.

Pesan lain yang juga mengemuka dan mendapat penekanan di dalam pidato Presiden Jokowi, adalah tentang penghormatan hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dan pentingnya memperkuat mulilateralisme.

Retno melanjutkan ada tiga isu yang juga konsisten disampaikan pemerintah Indonesia. Pertama, adalah pesan mengenai pentingnya memperhatikan kerja sama di bidang kesehatan, baik jangka pendek atau jangka panjang. Yakni, membangun aspek ketahanan kesehatan baik di kawasan maupun di dunia.

Kedua, mendorong kerja sama untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Kerja sama ini penting untuk terus dilakukan, agar kondisi ekonomi dunia menjadi lebih baik tanpa mengorbankan ketaatan pada protokol kesehatan. Ketiga, lanjut Retno, mengenai pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan dan di dunia.

"Hal ini terus ditekankan Presiden (Jokowi) mengingat rivalitas antara kekuatan besar semakin menajam. Upaya untuk penanganan pandemi dan dampak ekonomi akan terhambat jika isu perdamaian dan stabilitas tidak terus dijaga," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya