Logo DW

Disintegrasi Ekonomi China-AS Bayangi KTT APEC 2020 di Malaysia

imago/R. Peters
imago/R. Peters
Sumber :
  • dw

Bukan perceraian ekonomi, melainkan keterbukaan pasar. Hal itu dijanjikan Presiden Xi Jinping dalam pidatonya yang disiarkan dalam pertemuan digital antara pelaku bisnis Asia Pasifik, menjelang Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Malaysia, Kamis (19/11).

Dalam kesempatan itu dia membantah tuduhan bahwa Cina sedang mendorong industri teknologinya untuk memisahkan diri dari rantai suplai global. Selama ini Beijing ditengarai memompa dana stimulus ke ragam industri kunci untuk melindungi diri dari tekanan global, seperti embargo teknologi AS.

Pernyataan Xi bertolak belakang dengan kebijakan Partai Komunis Cina yang secara aktif mempromosikan standar komersil dan industrial sendiri yang berbeda dengan AS dan Eropa. Hal ini terutama digalakkan pada sektor teknologi komunikasi yang masih bergantung pada komponen asing.

Penetapan standar baru, semisal interoperasionalitas teknologi 5G, akan memaksa konsumen bergantung pada penyuplai Cina. Hal ini memicu kekhawatiran pasar global akan terpecah ke dalam segmen-segmen kecil dengan standar komponen yang saling berbeda.

“Kami tidak akan kembali ke masa lalu dengan menargetkan perceraian atau membentuk lingkaran kecil untuk mengasingkan yang lain,” bantah Xi.

Berdasarkan program Made in China 2025 yang ditetapkan lima tahun silam, pemerintah ingin mendorong agar perusahaan-perusahaan Cina menggunakan 40% komponen inti dari produk dalam negeri pada 2020, dan sebanyak 75% pada 2025.

Menurut laporan Washington Post, Beijing sudah menyuntikkan dana stimulus sebesar USD 1,4 triliun untuk insiatif tersebut. Fokus utama pemerintah terletak pada teknologi 5G. Hal ini dipercepat setelah pemerintahan Donald Trump mengembargo perusahaan telekomunikasi Cina, Huawei dan ZTE, untuk membeli sirkuit komputer berteknologi tinggi dari Amerika.