Logo DW

Bagaimana Menangani Konservatisme Islam di Sekolah Jerman?

picture-alliance/dpa/F. Rumpenhorst
picture-alliance/dpa/F. Rumpenhorst
Sumber :
  • dw

"Polisi Halal" kadang muncul saat ulang tahun dirayakan di ruang kelas di sekolah Jerman. Seperti diceritakan guru sekolah dasar di negara bagian Nord Rhein-Westfalen, sebagaimana dikutip dari kantor berita KNA, ada beberapa murid muslim mengamati dari dekat apa yang dibawa teman sekelas mereka untuk perayaan ulang tahun itu. Apakah makanan yang dibawa itu halal dan boleh dimakan menurut atutan Islam. Siapapun yang melanggar hal ini akan dipermalukan.

Episode lainnya adalah tentang seorang anak laki-laki yang menegur teman sekelasnya karena mengenakan kaos bendera Amerika Serikat: "Ini musuh kita. Ini orang Yahudi!" Peristiwa itu terjadi beberapa tahun lalu. Dulu, kata guru tersebut, kasus-kasus seperti itu lebih merupakan kasus individual. "Namun kini, saya hampir tidak tahu lagi apa yang akan terjadi,“ paparnya.

Pada pertengahan Oktober lalu, di Prancis, seorang guru bernama Samuel Paty dipenggal oleh seorang fundamentalis karena mendiskusikan kartun Nabi Mohammad yang menjadi kontroversi di majalah satire "Charlie Hebdo", di kelas kebebasan berekspresi.

Menurut laporan media, upacara belasungkawa untuk Paty berupa keheningan selama satu menit di seluruh Eropa pada awal bulan ini menimbulkan ketidaksenangan di antara beberapa siswa muslim. Guru itu mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan, demikian dikutip dari kantor berita KNA, di mana beberapa siswa ada yang berpendapat: "Dia pantas dieksekusi, karena menghina Nabi."

Sekitar pada waktu bersamaan, sekolah dasar Christian Morgenstern di Berlin-Spandau menjadi berita utama. Seorang siswa di sana mengancam seorang guru perempuannya, ketika gurunya mengatakan akan memberikan sanksi kepada orang tuanya yang memang dikenal tidak bersedia menghadiri pertemuan tahunan. Jika itu terjadi, kata anak berusia sebelas tahun tersebut, "Saya akan melakukan hal yang sama padamu seperti yang dilakukan anak laki-laki itu pada seorang guru di Paris". Di Berlin saja, lima guru di sekolah lain melaporkan pengalaman serupa.

Yang terjadi di Prancis, bakal terjadi di Jerman?

Apakah yang terjadi di Prancis juga menjadi ancaman serupa di Jerman? Tidak, tulis Joachim Wagner di media "Welt am Sonntag". Tetapi: "Politik Islam telah lama berkembang menjadi masalah pendidikan di bagian lanskap sekolah kami."