Joe Biden: Amerika Siap Memimpin Dunia

Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden
Sumber :
  • La Times

VIVA – Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden mengatakan, negaranya siap untuk kembali memimpin panggung global dan berjanji untuk bekerja sama dengan negara-negara sekutu.

Tekuk Indonesia 3-1, China Kawinkan Gelar Thomas Cup dan Uber Cup 2024

Presiden terpilih dari Partai Demokrat itu mengisyaratkan niatnya setelah resmi menjabat pada 20 Januari 2021, untuk mengarahkan AS jauh dari nasionalisme unilateralis yang selama ini dikejar oleh Donald Trump.

Selama empat tahun menjabat sebagai presiden, Trump kerap meresahkan banyak sekutu AS dengan pendekatan antagonis seperti terhadap NATO dan hubungan perdagangan, pengabaian perjanjian internasional, serta menjalin hubungan hangat dengan para pemimpin otoriter.

Jonatan Christie Jaga Peluang, Indonesia Tertinggal 1-2 dari China di Final Thomas Cup

Biden mengatakan, kabinetnya, termasuk calon Menteri Luar Negeri Antony Blinken, akan melepaskan pemikiran lama dan kebiasaan yang tidak berubah dalam pendekatan AS terhadap hubungan luar negeri.

"Ini adalah tim yang mencerminkan fakta bahwa Amerika telah kembali, siap untuk memimpin dunia bukan mundur, siap untuk menghadapi musuh kita dan tidak menolak sekutu kita, siap untuk berdiri atas nilai-nilai bangsa," kata Biden beberapa waktu lalu, dikutip Channel News Asia.

Final Thomas Cup Membara! China Gandakan Kedudukan Atas Indonesia Usai Fajar/Rian Tumbang

Dunia telah banyak berubah sejak Partai Demokrat terakhir kali berada di Gedung Putih empat tahun lalu. China semakin bangkit dan berani, Rusia berusaha untuk lebih menegaskan pengaruhnya. Sementara itu, pengaruh AS telah memudar karena menarik diri dari berbagai kesepakatan dan otoritas moral Amerika telah dirusak oleh kekacauan di dalam negeri.

Kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Biden kemungkinan akan mengambil lebih banyak pendekatan multilateral dan diplomatik yang bertujuan memperbaiki hubungan Washington dengan sekutu utama dan mengejar jalur baru pada masalah-masalah, seperti perubahan iklim.

Janjinya untuk merangkul aliansi, termasuk di kawasan Asia-Pasifik, menyusul memburuknya hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan China, dua ekonomi teratas dunia, yang telah memicu perbandingan dengan Perang Dingin. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya